Seni Pertunjukan Berdah

Pertunjukan Berdah. (foto: kosabudaya.id)

Berdah atau bardah adalah pembacaan kisah Nabi Muhammad Saw. yang diiringi gendang berdah. Berdah menjadi semacam nyanyian yang benilai dakwah yang mengisahkan Nabi Muhammad Saw. Kesenian ini merupakan seni Islam yang hampir merata ditemukan di Riau.

Berdah dimainkan oleh pelaku dan pendedang 7 hingga 15 orang. Dilaksanakan sesudah sholat Isya hingga menjelang sholat Subuh. Teks lirik berdah menggunakan bahasa Arab berbentuk syair, nyanyian, dan puja-puji kepada Rasulullah Saw. dan Allah Swt.

Bacaan Lainnya

Berdah dipertunjukan ketika menyambut hari besar agama Islam, perkawinan, sunat rasul, ataupun perayaan-perayaan lainnya seperti setelah menuai padi sebagai tanda syukur.

Gendang berdah atau babano terbuat dari kulit kambing jantan dan kerangkanya dibuat dari kayu atau pangkal pohon kelapa. Babano yang terbuat dari pangkal batang kayu disebut dengan babano kayu dan yang terbuat dari batang kayu atau batang kelapa disebut dengan babano batang. Cara pembuatannya adalah batang kayu dilubangi kemudian satu sisinya dipasang kulit kambing, kulit kijang atau kulit siamang. Kulit tersebut diregang dan diikat dengan tali rotan yang sudah diraut.

Pada zaman dahulu, ketika kisah sampai pada Nabi masuk Madinah, maka seniman berdah berdiri, sebagai tanda memberi hormat kepada Nabi Muhammad Saw.

Rujukan:
Tim Pusat Pengajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu Universitas Riau. 2003. Budaya Tradisional Bengkalis. Pekanbaru. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bekerja sama dengan Pusat Pengajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu Universitas Riau.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *