Karakter Pemimpin dalam Budaya Melayu Riau

Tenas Effendy (tengah). (foto: 50 Tahun LAMR)

A. Pengertian
Karakter adalah penggambaran dari ciri khas seseorang yang menjadi pembeda antara manusia satu dengan manusia lainnya, baik berupa budi pekerti, perilaku, sifat, tabiat, dan watak. Karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik pengaruh penurunan sifat genetik maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter merupakan suatu hal yang unik yang sudah ada di dalam diri manusia dan diperlihatkan oleh perilaku. Karakter dimiliki oleh semua orang termasuk seorang pemimpin.

Bacaan Lainnya

Pemimpin adalah seseorang yang menggunakan kemampuannya, sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya yang mampu menciptakan suatu keadaan, sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat terpengaruh dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pemimpin dapat juga diartikan sebagai pencetus, pembentuk, penggerak segala sesuatu yang dapat memengaruhi anggota dengan segala tujuan yang ingin dicapai.

B. Karakter Kepemimpinan
Di dalam “Pemimpin dalam Ungkapan Melayu” karya Tenas Effendy (2014), terdapat beragam karakter kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin. Karakter-karakter  tersebut dapat dikelompokkan dalam empat karakter utama, yaitu jujur, amanah, bijaksana atau cerdas, dan komunikatif.

1. Jujur
Sifat jujur dapat dilihat dari kelurusan hati. Tolak ukurnya terdapat pada kesesuaian perilaku dan perkataan dapat dipercaya. Kejujuran merupakan keberanian mengakui sebuah kenyataan apa adanya. Sikap jujur berarti selalu melandaskan ucapan, keyakinan, serta  perbuatan berdasarkan ajaran Islam.

Di dalam pemimpin jujur terkandung karakter pemimpin amal, pemimpin jantan, dan pemimpin jujur

a) Pemimpin Amal
Seorang pemimpin Melayu selalu menerapkan perilaku jujur dalam menyuarakan kebaikan di tengah-tengah masyarakat untuk keselamatan bersama. Lisan, perbuatan dan pemikiran harus sejalan sehingga dapat dijadikan solusi berbagai masalah di masyarakat. Sehingga rakyat yang dipimpin akan merasa damai. Pada dasarnya kejujuran merupakan suatu pondasi yang mendasari iman seseorang, karena sesungguhnya iman itu adalah membenarkan dalam hati akan adanya Allah. Jika dari hal yang kecil saja ia sudah terlatih untuk jujur maka untuk urusan yang lebih besar ia pun terbiasa untuk jujur.

Hidupnya lurus, makannya halal
Orang sayang, nama terkenal (Effendy, 2014: 64)

b) Pemimpin Jantan
Seorang pemimpin diharuskan mempunyai sifat berani melakukan sesuatu demi kesejahteraan rakyat yang dipimpin. Keberanian menghasilkan kepempimpinan yang berwibawa, berintegritas, dan disegani oleh rakyat.

Sebagai pemimpin hatinya jantan
Gagahnya tidak memilih lawan
Setianya patut dijadikan kawan
Beraninya dapat jadi andalan
Dada berisi dipalut iman
Hati jujur berbelas kasihan
Rakyat sejahtera hidup dan nyaman (Effendy, 2014:158)

c) Pemimpin Jujur 

Pemimpin jujur selalu menjalankan tugas dengan menjunjung tinggi kejujuran tanpa kebohongan. Pemimpin yang jujur memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, menjadikan sebagai seorang pemberani sehingga dipercaya dalam menjalankan amanah yang diembankan.

Sebagai pemimpin lurus dan jujur
Beroleh rahmat ia bersyukur
Hidup merakyat rukun dan akur
Negeri sentosa rakyat pun makmur
Pemerintahan adil serba teratur
Amanah dan janji tiada luntur (Effendy, 2014:160)

2. Amanah
Amanah merupakan kepercayaan yang menjadikan seseorang untuk memelihara dan menjaga sebaik-baiknya hal yang diamanahkan kepadanya, tidak saja dari orang-orang yang dipimpinnya, tetapi juga kepada Allah Swt.

Di dalam amanah, terkandung karakter pemimpin asin dan pemimpin asuh.

a) Pemimpin Asin
Pemimpin selalu mengatakan yang sebenarnya tanpa menutup-nutupi atau berusaha terlihat baik. Pemimpin selalu membuktikan perkataannya dengan perbuatan yang nyata. Selain itu, pemimpin juga memiliki perilaku yang terpuji sehingga masyarakat yang dipimpin menjadikannya sebagai contoh. Di dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin, juga memiliki sikap yang tenang dalam menghadapi suatu permasalahan.

Seorang pemimpin harus melaksanakan tugas atau kewajibannya dengan sepenuh hati.  Bekerja keras yang mengutamakan untuk kepentingan khalayak banyak. Memberikan segala pemikiran untuk mencapai keberhasilan di dalam suatu pembangunan.

Menjadi pemimpin lidahnya masin
Cakap berisi tak main-main
Budinya mulia orang pun ingin
Hati panas kepalanya dingin
Bekerja keras tahan berlenjin (Effendy, 2014: 82)

b) Pemimpin Asuh
Pemimpin asuh mengutamakan kepentingan negeri dan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Menjalankan tugas sebagai suatu amanah yang harus dikerajakan dengan sebaik-baiknya. Rela berkorban dan arif dalam bertindak.

Negeri dijaga rakyat diasuh
Iman tebal dada pun penuh
Menjalankan tugas ia bersungguh
Memikul beban pantang mengeluh (Effendy, 2014:82)

3. Bijaksana
Seorang pemimpin harus bijaksana. Kebijaksanaan akan menjadikan seorang pemimpin mampu untuk mengendalikan kecerdasannya atau kepintarannya sehingga bisa membedakan tindakan dan perkataan yang tidak patut. Bijaksana juga akan menjadikan seseorang mampu mengatasi permasalahan dengan pertimbangan-pertimbangan sehingga menghasilkan keputusan terbaik.

Di dalam sifat bijaksana terkandung karakter pemimpin cerdik, pemimpin lurus, dan pemimpin sabar.

a) Pemimpin Cerdik
Pemimpin memiliki akal yang panjang dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi pada saat menjadi pemimpin. Mampu menyelesaikan berbagai macam masalah tanpa tergantung pada orang lain. Pemimpin cerdik terbentuk dari kisah perjalanan hidup seseorang, sehingga mampu menumbuhkan rasa kemandirian dan kecermatan dalam memimpin.

Tahu menyimak bijak menilik
Tahu menyelesaikan perkara pelik
Ilmunya luas budipun baik (Effendy, 2014: 117)

b) Pemimpin Lurus
Pemimpin lurus memiliki tekad yang kuat untuk memajukan dan kecerdasan negeri yang dipimpinnya. Memiliki nilai-nilai kepahlawanan yang mampu melindungi negerinya dari berbagai macam permasalahan sehingga memberikan dampak pada ketentraman masyarakat.

Dijadikan pemimpin amatlah bagus
Dijadikan tua bertungkas lumus
Dijadikan induk tahu mengurus
Memimpin negeri umat terurus (Effendy, 2014:170)

c) Pemimpin Sabar 
Pempimpin sabar memiliki sikap kepedulian yang tinggi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Memiliki sifat sikap simpati dan empati. Ringan tangan yang senantiasa memberikan rasa kepedulian yang tinggi kepada orang lain, sehingga masyarakat yang dipimpin tidak merasakan kesusahan dan kekurangan.

Diumpat dikeji ia mendengar
Duduknya kukuh tegaknya tegar
Ilmunya tinggi iman mengakar
Rajin menolong rakyat terlantar (Effendy, 2014:200)

4. Komunikatif
Komunikatif bearti mampu menyampaikan suatu persoalan dengan mudah dan dipahami oleh orang lain. Seseorang yang memiliki sifat komunikatif akan menyampaikan dengan benar dengan tuturan yang tepat. Di dalam sifat komunikatif terkandung karakter pemimpin abdi dan pemimpin acu.

a) Pemimpin Abdi
Pemimpin abdi bermanfaat secara langsung kepada masyarakat yang dipimpinnya. Pandai dan tepat dalam menyampaikan informasi, mengkomunikasikan secara langsung kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami. Sehingga, hal yang disampaikan mampu dipahami oleh masyarakat.

Dengan orang tua-tua ianya dekat
Dengan yang muda-muda ia bersifat
Duduk tegaknya elok tabiat
Sembarangan kerja dengan mufakat
Sembarangan laku menuruti adat (Effendy,2014:41)

Pemimpin bersikap saling mengayomi antara kaum tua dan muda. Sikap ini mampu menghilangkan kecemburuan sosial, meningkatkan pengetahuan pemimpin, serta mendapat banyak pemikiran untuk kebaikan dan keberlangsungan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam menyampaikan sesuatu hal, pemimpin dituntut untuk cerdas dan mudah dimengerti oleh masyarakatnya. Pemimpin harus pandai menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan tidak menimbulkan salah pengertian.

Dijadikan pemimpin besar manfaat
Negeri sentosa sempurna umat
Orang suka jauh dan dekat
Rahmatnya ada dunia akhirat (Effendy, 2014: 41)

b) Pemimpin Acu
Seorang pemimpin dalam kehidupannya harus selalu menyampaikan segala hal yang mengacu pada perintah agama. Pemimpin juga harus  menyampaikan segala ketentuan adat yang berlaku di tengah masyarakat yang dipimpinnya.

Kepada syarak ia bertumpu
Kepada adat ia mengacu
Kepada udang ia menyatu
Kepada yang tua ia berguru (Effendy, 2014:46)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *