Ekologi Sosial Kampung dan Bandar

Sungai Siak. (foto: guruku.kosabudaya.id)

A. Pengertian
Ekologi sosial adalah hubungan atau interaksi masyarakat dengan lingkungannya dan pengaruh lingkungan tersebut terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Bentuk-bentuk ekologi sosial dapat dilihat dari cara pandang masyarakat dalam membagi lingkungan alamnya dalam ruang-ruang tertentu, yang mana setiap ruang memiliki fungsi dan peran masing-masing. Pembagian ruang lingkungan dimaksudkan sebagai usaha untuk memenuhi berbagai keperluan dalam menata kehidupan sosial. 

Secara umum, ruang hidup masyarakat Melayu terbagi dalam tiga lanskap ekologi sosial yaitu:
• pedalaman (hulu)
• kampung
• bandar (hilir)

Bacaan Lainnya

Pedalaman pada dasarnya merupakan kampung baru yang tumbuh dari teratak dan dusun. Kawasan ini berada atau dibuka di hulu-hulu sungai sebagai oposisi dari bandar yang berada di hilir. Pedalaman dihuni oleh kelompok-kelompok kecil yang berasal dari satu keluarga yang sama sehingga memiliki ikatan kekerabatan dan perkauman yang kuat. Pemukiman di pedalaman berupa pondok-pondok kecil dengan fasilitas umum yang masih terbatas. Pedalaman juga menghasilkan buah-buahan untuk memenuhi keperluan kampung dan bandar yang berada di hilir.

Kampung merupakan kelanjutan dari pedalaman yang berkembang secara evolutif. Kawasan ini berada di antara pedalaman di hulu dengan bandar yang berada di hilir sekaligus penghubung kedua kawasan. Kampung terdiri atas beberapa dusun yang dihuni dari berbagai kelompok masyarakat yang tidak lagi satu keluarga atau keturunan yang sama. Pemukiman telah dibangun permanen dengan rumah-rumah yang disusun berbanjar-banjar. Fasilitas umum seperti masjid dan balai adat telah tersedia sebagai milik bersama. Pemimpin kampung dan struktur sosial kemasyarakatan lainnya telah berjalan dengan baik.

Bandar merupakan perkembangan pada salah satu kampung yang terdapat pada negeri, rantau, atau kerajaan. Kawasan ini ditempati beragam puak yang berasal dari berbagai kampung ataupun negeri sehingga ikatan kekerabatan tidak lagi sekuat kampung ataupun pedalaman. Penduduk bandar akan semakin padat sehingga menjadi pusat perdagangan yang mempertemukan pedalaman dan kampung sekaligus sebagai pintu gerbang dengan bandar yang lain.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *