Peribahasa

Tepak Sirih. (foto: kosabudaya.id)

A. Pengertian
Peribahasa menurut KBBI adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu. Peribahasa merupakan ungkapan atau kalimat ringkas, padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Peribahasa dapat digunakan sebagai salah satu cara yang bijaksana untuk menegur seseorang agar orang tersebut tidak tersinggung. Di dalam kebudayaan Melayu, peribahasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Bacaan Lainnya

B. Jenis-jenis Peribahasa
Secara umum, peribahasa dapat dibedakan atas dua jenis yaitu peribahasa yang memiliki arti lugas dan peribahasa yang memiliki arti simbolis. Peribahasa yang memiliki arti lugas terbagi lagi dari dua bentuk, yakni bidalan dan pepatah, sedangkan peribahasa yang memiliki arti simbolis adalah perumpamaan.

1. Bidalan
Bidal pada dasarnya termasuk bentuk puisi lama yang terikat rima dan irama. Bidal umumnya mudah dipahami karena tersirat maksud dari bidal. Secara tradisi, bidal atau bebidal digunakan dalam memberikan nasihat-nasihat dari orang tua-tua kepada yang muda.

Contoh bidal seperti di bawah ini:

Bagai kerakap di atas batu
hidup segan mati tak mau

Ada ubi ada talas
ada budi ada balas

Biar lambat
asal selamat

Berjalan pelihara kaki
berkata pelihara lidah

2. Pepatah
Pepatah memiliki pengertian dan bentuk yang hampir sama dengan bidalan. Namun, pepatah memiliki rangkaian perkataan berkerat-kerat atau berpatah-patah. Peribahasa jenis ini memiliki isi yang ringkas, bijak, dan seolah-olah diucapkan untuk mematahkan pernyataan orang lain.

Maksud atau kandungan di dalam pepatah tidak diungkap secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa yang indah. Maksud tersebut juga diperlukan penafsiran-penafsiran untuk menjelaskannya.

Contoh pepatah:

Indah kabar dari rupa
Bermakna berita yang tersebar biasanya lebih hebat daripada kenyataan yang sebenarnya.

Kalah membeli menang memakai
Bermakna biarpun harganya mahal, tetapi dapat dipakai lebih lama karena berkualitas baik.

Sekali air besar, sekali tepian berubah
Bermakna setiap pergantian pemimpin selalu terdapat perubahan-perubahan.

Antan patah lesung hilang
Bermakna tertimpa berbagai musibah yang tidak kunjung usai.

Bertelingkah antan di lesung, ayam juga yang kenyang
Bermakna orang yang sepekerjaan jika berselisih faham akan merusakkan pekerjaan. Pepetah ini juga bermakna apabila berselisih antara dua saudara, maka orang lain yang mengambil keuntungan.

Air tenang menghayutkan
Bermakna orang pendiam tetapi memiliki banyak ilmu.

3. Perumpamaan
Perumpamaan adalah susunan kata-kata indah, ringkas, dan kemas, serta memiliki maksud yang tersirat.
Perumpamaan lazimnya didahului dengan kata bagai, ibarat, umpama, seperti, dan laksana. Namun, sebagian perumpaan tidak menggunakannya tetapi tetap mengandung perumpamaan-perumpamaan.

Contoh perumpamaan:

Seperti kejatuhan bulan.
Bermakna memperoleh keuntungan yang luar biasa.

Seperti kuda lepas dari pingitan.     
Bermakna seseorang yang merasa senang karena baru saja lepas dari belenggu.

Bak lesung mencari antan.
Bermakna perempuan yang mencari laki-laki.

Bagai duduk di atas bara.
Bermakna seseorang yang sedang mengalami kebingungan dan kebimbangan di dalam hatinya

Bagai air di daun talas.
Bermakna pendiriannya selalu berubah-ubah.

Bagai bulan kesiangan.
Bermakna pucat dan lesu.

Bagai burung di dalam sangkar emas.
Bermakna hidup mewah, tetapi sangat terkekang dan tidak bahagia.

Bagai alu sesudah menumbuk dicampakkan.
Bermakna dihargai sewaktu diperlukan, setelah tak berguna lagi malah dibuang.

Bak ilmu padi, kian berisi kian merunduk.    
Bermakna selalu merendah diri.

Bak mandi di air kiambang, pelak lepas gatal pun datang.
Bermakna sesuatu hal yang didapatkan sekalipun berguna, namun kemudian mendatangkan yang lebih menyiksa.

Ibarat menegakkan benang basah.
Bermakna melakukan sesuatu yang tak mungkin dilakukan.

Ibarat menuangkan minyak ke api. 
Bermakna terlalu memperbesar persoalan.

Bagai alu pencungkil duri.
Bermakna melakukan sesuatu yang sia-sia atau tidak mungkin berhasil.

Bagai aur dengan tebing.
Bermakna dua hal yang tak dapat dipisahkan.

Bagai budak-budak makan pisang.
Bermakna tidak mudah tertipu.

Bagai unta menyerahkan diri. 
Bermakna sangat patuh terhadap perintah.

Bak tengguli di tukar cuka.
Bermakna kejadian yang tertukar dari kejadian yang membahagiakan menjadi kejadian yang menyedihkan.

Seperti biduk dikayuh hilir.  
Bermakna menyuruh orang yang akan berpergian.

Seperti katak dibawah tempurung. 
Bermakna kuras luas pandangannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *