Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Bab 3 Kelas XI

Buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riau (BMR) K13 untuk Kelas XI SMA/SMK/MA ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. (foto: kosabudaya.id)

5. Ungkapan yang biasa digunakan orang Melayu untuk mengatakan orang yang melanggar adab disebut…
a. tak beradab
b. tak beradat
c. tak berbudi
d. kurang beradab
e. salah adab

Pembahasan:
Orang Melayu memegang teguh tata aturan dalam kehidupan sosial masyarakat. Tata aturan tersebut menjadi pegang pakai dalam tradisi yang selalu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pepatah disebutkan, hidup di kandung adat, mati di kandung bumi, bermakna bahwasanya manusia yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat haruslah memaknai dan menggunakan adat yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Keharusan tersebut beribarat sebagaimana manusia mati haruslah dikebumikan. Pada pepatah lain, biar mati anak asal jangan mati adat bermakna betapa pentingnya kedudukan dan peranan adat dalam kehidupan orang Melayu. Oleh karena itu, sebutan “tak beradat” atau “tak tahu adat” menjadi sangat memalukan.

Bacaan Lainnya

Jawaban: b. tak beradat

6. Makna pepatah terkilas ikan dalam air tahulah ia jantan betina adalah…
a. tahu membedakan mana baik dan buruk
b. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
c. tempat bertanya dan berguru
d. mampu menyelesaikan berbagai permasalahan
e. memiliki jiwa yang suci dan bersih

Pembahasan:
Orang patut yang didambakan ialah orang yang mempunyai kemampuan berpikir yang hebat, namun juga mampu mewujudkan buah pikirannya dalam tindakan yang nyata. Kemampuan membuat gagasan diharapkan bisa menjernihkan yang keruh dan menyelesaikan yang kusut. Ketajaman pengamatannya diuangkapkan dalam pepatah, terkilas ikan dalam air tahulah ia jantan betina. Tahu membedakan ruas dengan buku. Mengenal batas dengan hingga. Mampu menunjukkan mana yang tempat dan mana yang kedudukan. Ke atas bagaikan pucuk enau yang ditujukan hanya kepada Yang Maha Esa. Ke samping memperbaiki martabat manusia, sedangkan ke bawah melindungi dan membina segala yang muda yang baru tumbuh.

Jawaban: d. mampu menyelesaikan berbagai permasalahan

7. Dalam penggunaan bahasa Melayu, terdapat empat derajat yang selalu menjadi tolak ukur dalam adab berbahasa, kecuali…
a. kata mendatar
b. kata mendaki
c. kata melereng
d. kata menurun
e. berkata lurus

Pembahasan:
Dalam penggunaan bahasa Melayu, terdapat empat derajat yang selalu menjadi tolak ukur dalam adab berbahasa.

a) Bahasa Mendaki
Kata mendaki digunakan untuk bertutur sapa terhadap orang tua-tua yang harus dihormati dan disegani. Orang tua-tua dalam hal ini tidak saja terbatas tua dalam artian umur, tetapi juga kepada guru, pimpinan, ataupun rasi yang lebih tinggi yaitu saudara yang secara umur lebih muda tetapi secara garis keturunan lebih tinggi, misalnya adik ibu yang usianya lebih muda. Di dalam interaksi sehari-hari, penggunaan kata mendaki hendaklah terkesan meninggikan martabat atau dengan gaya menghormati.

b) Bahasa Mendatar
Kata mendatar yakni cara berkomunikasi terhadap teman sebaya. Pola kata mendatar diperbolehkan bebas memakai kata-kata dan gaya. Mulai dari gaya terus terang, jenaka, kiasan bahkan saran dan sindiran ataupun kritik. Namun, bukan berarti gaya bahasa ini dapat berbicara sesuka hati tapa melihat situasi dan kondisi dari lawan berbicara. Nilai-nilai sopan santun tetap dijaga untuk menghindari kemungkinan menyakiti teman sebaya tersebut. 

c) Bahasa Melereng
Kata melereng merupakan adab berbicara dengan orang semenda. Di dalam adat kata melereng, seseorang tidak diperbolehkan berbicara secara bebas atau langsung. Orang semenda dalam masyarakat adat, di samping dipanggil dengan gelar juga dipakai gaya berkias atau kata perlambangan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga perasaan orang semenda tersebut. 

d) Bahasa Menurun
Kata menurun yakni cara berkomunikasi dengan kanak-kanak atau kepada orang yang usianya lebih muda. 

Jawaban: e. berkata lurus

8. Bahasa selalu dikaitkan dengan budi sehingga sering disebut budi bahasa. Istilah tersebut dapat dikaitkan dengan peribahasa…
a. berkata arif dalam berbahasa
b. bahasa menunjukkan bangsa
c. bercakap tahu berbudi bahasa 
d. bertutur bijak berkata-kata
e. bercakap baik pertanda bijak

Pembahasan:
Bahasa selalu dikaitkan dengan budi sehingga sering disebut budi bahasa. Sebutan ini juga selaras dengan peribahasa bahasa menunjukkan bangsa yang bermakna sifat dan tabiat seorang dilihat dari tutur kata dan bahasa. Bangsa di dalam ungkapan ini berarti orang baik-baik, orang berbangsa, ataupun orang yang berderajat. Orang yang mempunyai kedudukan tinggi (derajat) tentu akan berbahasa pada patutnya. Berbahasa Melayu adalah memaknai nilai-nilai dan kaidah-kaidah moral di dalam bahasa Melayu tersebut. 

Jawaban: b. bahasa menunjukkan bangsa

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *