Adab dalam Aktivitas Hidup Sehari-hari

Mengaji. Anak-anak mengaji dengan penerangan seadanya di dusun Aurkuning di kaki Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. (foto: kosabudaya.id)

3. Bahasa Melereng
Bahasa melereng digunakan kepada orang semenda. Orang semenda adalah seseorang yang memiliki pertalian keluarga karena perkawinan, misalnya kakak ipar atau adik ipar. Di dalam bahasa melereng, seseorang tidak diperbolehkan berbicara secara langsung, tetapi menggunakan kata berkias. Di beberapa daerah semisal Kuantan dan Kampar, orang semenda di panggil dengan gelar. Hal ini dimaksudkan untuk menghormat dan menjaga perasaan orang semenda tersebut.  

4. Bahasa Menurun
Bahasa menurun digunakan kepada orang yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya. Bahasa menurun menekankan kelembutan dan kasih sayang, tidak berkata kasar, ataupun membentak. Penggunaan bahasa menurun ditujukan oleh seorang ayah dan ibu kepada anak, guru kepada murid, kakek kepada cucu, ataupun atasan kepada bawahan. 

Bacaan Lainnya

C. Adab Berperilaku
Adab berperilaku adalah adab yang digunakan dalam tindakan dan perbuatan baik untuk dirinya sendiri maupun saat berinteraksi dengan orang lain. Adab berperilaku mencerminkan kelembutan budi pekerti. Oleh karena itu, baik buruk tingkah laku seseorang adalah cerminan kepribadian orang tersebut.

Sikap atau perbuatan di dalam berperilaku dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Sikap tersebut menjadi suri teladan yang dapat dicontoh oleh orang lain. Tingkah laku seorang kakak akan diikuti pula oleh adiknya, dan tingkah laku orang tua juga dapat menjadi cerminan dari orang tuanya. 

 Di dalam adab berperilaku, terkandung tiga aspek utama yang menjadi pegang pakai dalam diri orang Melayu. Ketiga aspek tersebut adalah tahu malu, tahu diri, dan rendah hati.

1. Tahu Malu
Tahu malu dapat dilihat dari sifat takut untuk melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat. Sifat ini menjadi pakaian batin utama dalam setiap diri orang Melayu. Tahu malu juga menjadi sifat paling mulia dan tinggi, sehingga sering digunakan untuk menilai tingkah laku seseorang.Sebagian sifat tahu malu adalah tahu menjaga aib diri sendiri dan keluarga, tahu tuah dan marwah, tahu memelihara nama baik diri dan keluarga, dan tahu tahu berpantang memberi malu dan dipermalukan. 

2. Tahu Diri
Tahu diri mencegah seseorang untuk berbuat sombong, congkak, dan takabur. Orang memegang sifat tahu diri akan menjalani segala sesuatu berdasarkan pada aturan-aturan. Ia juga pandai menempatkan dan membawa dirinya dalam pergaulan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

3. Rendah Hati
Rendah hati dapat dilihat dari sifat yang tidak membesar-besarkan diri, tidak angkuh, tidak besar kepala dan besar bual, serta banyak kerja dari pada berbicara. Orang yang rendah hati akan selalu ramah dalam bertutur kata dan lembut dalam bertingkah laku. Sifat ini disebutkan  dalam ungkapan Melayu, merendah menjunjung tuah, yang bermakna orang yang rendah hati merupakan orang yang mampu menjaga kewibawaan diri dan kekuatan hati. 

Rujukan: Derichard H. Putra. 2024. Budaya Melayu Riau Kurikulum Merdeka untuk SD/MI Kelas VI. Pekanbaru: Penerbit Narawita

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *