Batang Sialang

Batang Sialang (foto: guruku.kosabudaya.id)

Dalam kepercayaan masyarakat, lebah dipandang sebagai putri (di Petalangan disebut lalat putih Sri Majnun). Seorang putri dipercaya tertarik kepada sesuatu yang bercahaya semisal intan. Dengan penyiraman air intan, maka “putri” akan singgah di batang sialang untuk membangun sarang.

Di beberapa komunitas masyarakat, batang sialang dibagi menjadi tiga jenis yaitu anak sialang, kayu sialang (sialang muda), dan batang sialang. Anak sialang adalah jenis kayu yang dapat menjadi batang sialang tetapi masih kecil. Pohon ini memiliki tinggi sekitar 5 meter. Kayu sialang adalah pohon sialang yang sudah tinggi dan besar tetapi belum menghasilkan madu atau belum menjadi tempat lebah bersarang. Tanda pada kayu sialang jenis sulur batang yang segera menjadi batang sialang yaitu pada dahan paling bawah yang telah lapuk dan jatuh akan menimbulkan bekas bungkul. Bagian bungkul tersebut akan menjadi tempat yang paling disukai lebah untuk membangun sarang. Sarang lebah pertama akan diikuti oleh kawanan lebah lainnya sehingga terbentuk koloni lebah.

Bacaan Lainnya

D. Jenis Kayu Batang Sialang
Jenis kayu yang lazim ditemukan sebagai batang sialang adalah pulai, jelutung, rengas, kedundung, cempedak air, sulur batang, dan rumah keluang. Jenis ini berkembang biak dengan bijinya. Sehingga, sebuah pohon cikal bakal batang sialang memerlukan puluhan tahun untuk bisa menjadi batang sialang. Dalam kepercayaan masyarakat, anak sialang biasanya tumbuh dengan cepat bila sialang yang tua telah mati.

Sulur batang adalah jenis kayu yang dalam cerita rakyat disebutkan dibawa bibitnya oleh Datuk Demang Serail dari negeri Johor. Dinamai sulur batang karena pohon yang besar tinggi ini sering berganti kulit batangnya. Kulit batang yang berganti-ganti serupa itu tampak seperti sulur pada kulit ular yang juga berganti kulit. Jenis kayu sialang ini mempunyai tanda-tanda berdaun halus kecil, batang licin dan berkelopak-kelopak yang disebut sulur, dahan lampai, dan umumnya tumbuh di daerah bukit.

Rumah keluang adalah jenis kayu besar serta tinggi. Disebut rumah keluang karena jika lebah tidak bersarang, maka akan didiami oleh keluang. Ciri-ciri pohon kayu ini adalah berdaun lebar, batang tidak bersisik (tidak berkelopak-kelopak), dahan pendek dan tidak bersiku-siku, dan tumbuh biasanya dilereng bukit atau dirona-rona yang tidak berair.

Cempedak air hampir mirip dengan pohon cempedak, tetapi tidak berbuah seperti cempedak. Disebut cempedak air, karena batangnya menyerupai pohon cempedak (nangka) dan tumbuh dipinggir sungai-sungai kecil atau rawa-rawa. Pohon ini berdaun halus, batang licin, putih, dan bergetah, daun pendek tidak bersiku, dan sering tumbuh di rawang atau bencah.

Ukuran pohon batang sialang umumnya berdiameter pangkal sekitar dua meter, bahkan lebih. Sedangkan tingginya paling kurang 30-50 meter. Batang sialang dapat bertahan hingga berumur 50 tahun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *