21. Sifat Perajuk
Sifat perajuk adalah cerminan dari sifat lemah semangat, rendah hati, berpikiran sempit, pemalu, cepat putus asa, dan tidak memiliki keberanian serta harga diri. Dalam untaian pantun tunjuk ajar disebutkan:
pucuk putat batangnya bungkuk
di bawah bukit tumbuh menjemba
buruklah sifat orang perajuk
salah sedikit lari ke rimba
apalah tanda batang keduduk
bila dipatah tunas tak tumbuh
apalah tanda orang perajuk
bila disanggah lari menjauh
22. Sifat Tahu Diri
Pada hakikatnya yang dimaksud dengan sifat “tahu diri” dalam acuan budaya Melayu adalah kesadaran diri pribadi terhadap hakikat hidup, tujuan hidup, akhir hidup, serta berbagai hak dan kewajiban yang harus dipenuhinya, baik sebagai bagian masyarakat maupun sebagai hamba Allah Swt. Di dalam ungkapan adat disebut:
yang dikatakan tahu diri
tahu hak dan kewajiban
tahu hutang beserta beban
tahu adat jadi pegangan
tahu syarak jadi sandaran
tahu sunnah jadi pedoman
23. Keterbukaan
Orang Melayu menjunjung tinggi sifat terbuka, yang mereka sebut sebagai sikap berterus-terang, buka kulit tampak isi, atau dikatakan sifat berbuka-bukaan. Sikap terus terang atau terbuka ini dianggap sebagai cerminan dari kejujuran, niat baik, berbaik sangka, bertanggungjawab, lurus hati dan ikhlas. Oleh karenanya, sikap ini harus melekat dalam diri setiap insan Melayu. Ungkapan-ungkapan yang berkaitan dengan keterbukaan antara lain:
apa tanda melayu jati,
buka kulit tampaklah isi
apa tanda melayu jati,
berterus terang berikhlas hati
apa tanda melayu jati,
berbuka-buka ia fahami
24. Sifat Pemaaf dan Pemurah
Sifat ini mencerminkan kesetiakawanan sosial yang tinggi, menggambarkan rendah hati, ikhlas, tidak pendendam, bertenggang rasa, dan berbudi luhur. Dalam ungkapan adat dikatakan, siapa taat memeluk agama Islam, dendam kesumat ia haramkan atau siapa setia memegang adat, dendam kesumat ia pantangkan. Ungkapan lain menyebutkan siapa pemurah hidup bertuah dan siapa pemaaf beroleh berkah.
apa tanda Melayu jati,
dendam kesumat ia jauhi
tulus ikhlas bermurah hati
kesalahan orang ia ampuni
Apa tanda Melayu jati,
hidup pemaaf dan murah hati
25. Amanah
Sifat amanah, taat, setia, teguh pendirian, dan terpercaya amat dihormati orang Melayu. Setiap anggota masyarakat dituntut memiliki sifat-sifat tersebut, supaya hidupnya beroleh berkah dan sejahtera. Dalam ungkapan dikatakan, orang amanah membawa tuah, orang amanah membawa marwah, dan orang amanah dikasihi Allah. Ungkapan lain menyebutkan, siapa hidup memegang amanah, dunia akhirat beroleh berkah, dan siapa hidup memegang amanah, kemana pergi tidak kan susah. Dalam pantun tunjuk ajar dikatakan:
Apa tanda pasanglah surut
Air timpas tampaklah tanah
Apa tanda orang patut-patut
Hati ikhlas memegang amanah
Apa tanda pasang menyenak
Air laut mudik ke hulu
Apa tanda orang yang bijak
Amanah diikut mati pun mau
26. Memanfaatkan Waktu
Orang Melayu pada hakikatnya menyadari pentingnya pemanfaatan waktu. Siapa saja yang tidak tahu atau tak mau memanfaatkan waktu, hidupnya akan sengsara dan penuh penderitaan.
Apa tanda orang aniaya,
waktunya habis sia-sia
Apa tanda orang merugi,
waktu terbuang tak ada arti
27. Berpandangan Jauh ke Depan
Orang Melayu diharapkan berpandangan jauh ke depan dan berpikiran panjang. Hidup tidak hanya untuk masa silam dan hari ini, tetapi juga amat penting untuk masa mendatang, baik kehidupan dunia maupun akhirat.
Apa tanda Melayu jati,
masa depan ia fikiri
Apa tanda Melayu beradat,
ke anak cucu ianya ingat
Apa tanda Melayu beradat,
ke anak cucu ianya ingat
28. Mensyukuri Nikmat Allah
Tunjuk ajar Melayu menganjurkan agar setiap anggota masyarakat tahu dan mau mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya. Mensyukuri nikmat Allah, rezeki akan bertambah dan bersih. Selain itu dengan mensyukuri nikmat seseorang akan terhindar dari sifat-sifat loba dan tamak, jauh dari sifat serakah dan kufur nikmat , serta terhindar dari berbagai keburukan lainnya.
Apa tanda Melayu jati,
Nikmat Allah ia syukuri
Apa tanda Melayu jati,
Mensyukuri nikmat sepenuh hati
Apa tanda orang beriman,
Mensyukuri nikmat menyembah Tuhan
29. Hidup Sederhana
Tunjuk Ajar Melayu (TAM) memberikan acuan mengenai hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan apalagi bermewah-mewah dan mubazir. Orang tua-tua selalu mengingatkan, agar anggota masyarakat hidup dengan sederhana sesuai dengan kemampuan masing-masing dan menjauhi gaya hidup yang terlalu berlebih-lebihan yang dapat menimbulkan kesenjangan dan kecemburuan sosial. Hidup sederhana atau disebut hidup pertengahan dianggap cerminan sikap hidup orang Melayu yang tahu diri dan tidak bermewah-mewah, tetapi tidak pula melarat, miskin atau melupakan tanggung jawab duniawi.
Apa tanda Melayu terpuji,
Hidup sederhana sampai mati
Rujukan:
Tenas Effendy. 2003. Tunjuk Ajar Melayu.
Taufik Ikram Jamil, dkk. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.
Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2020. Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA Kelas X. Pekanbaru: Penerbit Narawita.