Dongeng Melayu Riau

Buku Cerita Rakyat Daerah Riau. (foto: folklor.kosabudaya.id)

A. Pengertian
Dongeng merupakan genre sastra naratif Melayu paling awal setelah mitos. Berbeda dengan legenda, dongeng adalah genre cerita rakyat lisan yang diangap tidak benar-benar terjadi oleh khalayaknya. Dongeng tidak terikat oleh tempat maupun waktu karena diceritakan yang bertujuan untuk menghibur. Meskipun demikian, banyak pula dongeng yang berisi ajaran moral, melukiskan kebenaran, bahkan ada juga yang mengandung sindiran. Dongeng suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi). Dongeng berfungsi sebagai hiburan dan menyampaikan ajaran moral dan pendidikan.

Melalui genre lisan ini orang Melayu menguak tabir gejala yang mereka lihat dan alami dari alam tempat mereka tinggal. Kemudian mereka menggungkapkan gagasan-gagasan, kepercayaan, adat-istiadat, dan cara hidup. Ada pelbagai dongeng dalam alam Melayu, yakni tentang kehidupan binatang, orang suci, penipu, dan tentang orang bodoh, dapat memperluas cakrawala pemahaman kita tentang berbagai macam kehidupan masyarakat. Nenek moyang Melayu sebelum mengenal institusi pendidikan formal mereka membentuk kepribadian anak-anak mereka dengan sastra genre dongeng. Dongeng juga berfungsi hiburan yang membuat anak-anak atau orang dewasa merasa gembira. Terdapat pesan-pesan mulia yang tertuang dalam amanat dan tema. 

Bacaan Lainnya

Dongeng Melayu mengisahkan tentang pelbagai aspek kehidupan, seperti marwah, martabat, cinta sejati, kekuatan akal, orang-orang miskin, tolol dan pintar-pintar bodoh, dll. Namun, siapapun tokohnya, bagaimana alurnya, dongeng-dongeng Melayu hampir selalu menyimpan pesan yang mulia, yang dapat digunakan sebagai cermin dalam kehidupan bermasyarakat dan menjadi cerminan kualitas kehidupan dan masyarakat Melayu.

B. Struktur Dongeng
Struktur dongeng terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, peristiwa atau isi, dan penutup. Pendahuluan merupakan kalimat pengantar untuk memulai dongeng, peristiwa atau isi merupakan bentuk kejadian-kejadian yang disusun berdasarkan waktu, sedangkan penutup merupakan akhir dari bagian cerita yang dibuat untuk mengakhiri cerita.

Dongeng umumnya memiliki alur cerita yang sederhana. Ditulis dalam alur cerita yang singkat dan bergerak cepat. Saat menceritakan atau menulis dongeng karakter tokoh tidak diceritakan secara rinci. Dongeng ditulis seperti gaya penceritaan lisan, serta pendahuluan dalam cerita singkat dan langsung pada topik yang ingin diceritakan.

Dalam perspektif foklor, genre seperti mite, sage, fabel, legenda, cerita jenaka, cerita pelipur lara, dan cerita perumpamaan termasuk jenis dongeng. Namun, secara umum, para ahli yang membagi tiga jenis dongeng yakni fabel, dongeng biasa, dan dongeng lelucon.  

Dongeng binatang atau fabel, yakni dongeng hewan yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik atau buruk, tokoh binatang dalam dongeng berpilaku seperti manusia. Dongeng biasa adalah cerita tentang tokoh suka dan duka contohnya adalah cerita Puteri Tujuh, Takar Emas, Puteri Keloyang, dll. Dongeng lelucon berisi cerita lucu tentang tokoh tertentu, contoh dongeng Pak Pandir, Pak Kaduk, Lebai Malang, Pak Belalang. Dll.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *