Ekologi Sosial Kampung dan Bandar

Sungai Siak. (foto: guruku.kosabudaya.id)

Ekologis sosial bandar terdiri dari ruang atau wilayah tertentu yang membentuk kawasan bandar secara keseluruhan. Secara umum, kawasan tersebut dari berupa pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan dan pengembangan agama Islam, dan perkampungan bandar.

1. Pemerintahan
Bandar selalu dijadikan sebagai pusat pemerintahan untuk menjalankan pemerintahan dan mengontrol wilayah-wilayah kekuasaan. Di pusat pemerintahan terdapat bangunan-bangunan pendukung pemerintahah seperti istana, mahkamah, masjid, balai kerapatan adat, pemakaman raja-raja, dan lain sebagainya.

Bacaan Lainnya

a) Istana
Istana adalah tempat kediaman raja sekaligus menjadi pusat pemerintahan. Istana kerajaan-kerajaan Melayu umumnya terdiri dari bangunan induk dan bangunan anak. Bangunan induk adalah bangunan utama dan bangunan anak adalah bangunan pendukung. Sebagian bangunan anak menyatu dengan bangunan pendukung, sebagian lagi dibuat terpisah. Bangunan anak lazim juga disebut selasar depan, selasar belakang, selasar dalam, selasar luar, selasar jatuh, gajah menyusur, dan jika dibangunan terpisah dengan bangunan utama dan terletek simetris di sebelah kanan dan kiri bangunan utama di sebut bangunan sayap.

Pada masa Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah memerintah Johor, Riau dan Lingga (1722-1760), ia mendirikan istana di Riau (Bintan) sebagai pusat penerintahab. Istana ini berupa sebuah rumah bubung Melayu yang mempunyai tiga buah unit bangunan yang sama bentuknya dengan memaparkan dinding berbentuk tebar layar dari tiang kasau. Di antara unit bangunan terdapat selang yang beratap dan berdinding. Seluruh bagian kaki rumah ditutup dengan papan yang dipasang membujur. 

b) Mahkamah
Mahkamah merupakan institusi yang berwenang untuk mengadili dan menjatuhkan hukuman kepada seorang pelaku kejahatan. Mahkamah selalu berada di bandar yang tidak jauh dari istana.

c) Masjid
Pada zaman kerajaan-kerajaan Melayu, masjid menjadi sebuah institusi penting yang digunakan bagi setiap kegiatan dan kepentingan. Masjid tidak hanya berfunsi sebagai tempat keagamaan, tetapi juga  sebagai pusat pertadbiran seperti politik, sosial, dan tarbiah (pendidikan). Mesjid juga merupakan mahkamah pengadilan. 

2. Perniagaan
Bandar merupakan pusat perniagaan yang mempertemukan pedagang dan pembeli, sekaligus sebagai tempat pemasaran hasil-hasil pertanian dan alam dari kampung dan pedalaman. Pada masa Kesultanan Siak, Bandar Pekanbaru menampung hasil-hasil alam dari hulu Sungai Siak seperti Tapung dan Petapahan untuk diekspor ke Singapura. Di bandar terdapat bangunan pendukung semisal pasar dan pelabuhan. 

a) Pasar
Pasar merupakan tempat pertemuan antara pedagang dan pembeli dalam distribusi hasil-hasil produksi, pertanian, peternakan, karya seni, alam dan lainnya. 

b) Pelabuhan
Pelabuhan menjadi unsur penting dalam pergerakan ekonomi di sebuah bandar. Pelabuhan berfungsi sebagai tempat untuk menerima ataupun bertolak kapal, memuat dan membongkar muatan, ataupun menaikkan dan menurunkan penumpang. Pada masa Kesultanan Siak Sri Inderapura, pelabuhan-pelabuhan di Sungai Siak berperan penting dalam memasarkan hasil alam dari pedalaman seperti geliga, damar, emas, dan resin.

3. Pendidikan dan Pengembangan Islam
Bandar juga menjadi pusat pendidikan dan pengembangan agama Islam yang berperan penting dalam kemajuan suatu negeri. Pusat pendidikan dapat berupa sekolah umum, madrasah, ataupun perguruan tinggi. 

4. Perkampungan Bandar
Perkampungan bandar tidak jauh berbeda dengan perkampungan Melayu pada umumnya yaitu mengikuti bibir sungai atau garis pantai dengan pemukiman dibangun berbanjar-banjar menghadap ke sungai atau laut. Pola pemukiman dibangun memanjang mengikuti kondisi alam perkampungan yang landai dan rendah.  Pola ini juga yang menjadikan kawasan perairan sebagai unsur penting dalam pembangunan perkampungan sehingga orang Melayu selalu disebut sebagai masyarakat aquatik.

Pada saat penduduk perkampungan bandar semakin ramai, maka pengembangan perkampungan baru dilakukan di hulu sungai pada kawasan rantau yang lain. Jika penduduk perkampungan baru telah ramai lagi, maka perkampungan baru dibangun lagi di hulu sungai atau ke darat secara berkelompok. Kampung-kampung tersebut akan terus berkembang secara evolusi dengan karaterisitek dan kekhasan masing-masing.   

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *