Keragaman Upacara Adat Melayu Riau

Mandi Damai dalam upacara pernikahan Melayu Riau. Gambar diperagakan model dalam Seminar Upacara Adat Melayu Riau.(foto: kosabudaya.id)

d) Mandi Berlimau 
Mandi berlimau, bolimau, atau balimau merupakan mandi atau membasuh tubuh dengan irisan limau. Berlimau dilakukan untuk tujuan menyucikan diri yang berkaitan dengan upacara atau peristiwa penting, misalnya menyambut bulan Ramadan. Jenis limau yang sering digunakan adalah limau mentimu, limau mungkur, limau kosiek dan limau lelang. 

Di beberapa daerah, mandi balimau dikenal juga dengan petang megang dan balimau como. Tradisi ini dilaksanakan di tepian sungai saat menyambut bulan suci Ramadan.

Bacaan Lainnya

f) Upah-upah atau Pupah
Upah-upah adalah upacara keselamatan atau doa keselamatan tujukan kepada seseorang yang mengalami masa peralihan. Pelaksanaan upacara bertujuan untuk memanggil dan mengembalikan semangat seseorang, setelah mendapat musibah, penutup suatu ritual upacara, pelantikan atau penabalan pemimpin adat. 

Upah-upah dipimpin oleh orang seorang pemimpin upacara yang disebut tukang pupah. Pemimpin ini merupakan seseorang yang menguasai ilmu memanggil atau menyeru semangat. Siapa saja dapat menjadi tukang pupah selama ia dapat menyeru semangat dengan doa, misalnya seorang bidan, bundo adat, atau orang tua sendiri. 

Setelah Islam semakin merasuk dalam kehidupan sehari-hari, tukang pupah seringkali adalah imam masjid, namun tidak lagi dengan memanggil semangat melainkan dengan membaca doa selamat. Perlengkapan upah-upah misalnya nasi kunyit bopangkat (nasi kunyit yang dibuat bertingkat) dan panggang ayam untuk dimakan bersama.

2. Upacara dalam Daur Hidup
Upacara dalam daur hidup dilaksanakan sepanjang kehidupan manusia yang dimulai dari kehamilan, kelahiran, remaja, dewasa hingga kematian. 

a) Upacara Kehamilan
Tujuan pelaksanaan upacara ini agar kelak mendapatkan keturunan yang mulia, keselamatan sang ibu, dan keselamatan keluarga besar baik pihak ibu maupun pihak ayah. Dalam konteks kesehatan, upacara kehamilan berkaitan dengan anjuran medis yang mengharuskan calon ibu untuk memeriksa kandungan secara rutin ke pusat-pusat kesehatan misalnya posyandu, puskesdes, puskesmas, klinik bersalin, ataupun rumah sakit.

Upacara yang dilaksanakan dalam masa kehamilan terdiri dari meniga bulan, menempah bidan, dan menuju bulan.

(1) Meniga Bulan
Meniga bulan dilaksanakan pada masa kandungan ibu memasuki usia tiga bulan. Tujuan upacara dimaksudkan sebagai permohonan kepada Allah Swt agar bayi dalam kandungan sehat dan selamat, melihat kesehatan sang calon ibu, dan memberitahukan kepada semua keluarga agar calon ibu yang sedang hamil dapat dijaga bersama-sama. Prosesi pelaksanaan meniga bulan berupa memandikan sang calon ibu dan doa keselamatan atau kenduri.

(2) Menempah Bidan
Menempah bidan adalah menentukan bidan yang akan membantu dalam proses melahirkan. Bidan yang ditempah terdiri dari dua orang yaitu bidan atas dan bidan bawah. Bidan atas mengurus sang calon ibu, sedangkan bidan bawah mengurus sang bayi yang baru lahir. Menempah bidan dilaksanakan sebelum usia kandungan tujuh bulan. Tujuan yang terkandung dalam upacara ini adalah untuk membentuk ikatan batin antara sang ibu dan keluarga besarnya dengan sang bidan. 

(3) Menujuh Bulan
Upacara menujuh bulan dilaksanakan untuk melihat apakah usia kehamilan calon ibu sudah memasuki usia kandungan tujuh bulan. Hal ini dimaksudkan sebagai persiapan menjelang hari kelahiran. Prosesi menujuh bulan berupa memandikan sang ibu sebagai simbol kebersihan dan doa untuk keselamatan sang calon ibu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *