Kesantunan Berbahasa Melayu Riau

Upacara Antar Belanja Perkawinan Melayu Riau. (foto: guruku.kosabudaya.id)

B. Kesantunan Berbahasa
Kesantunan berbahasa adalah kemampuan bertutur kata yang mengedepankan adab sesuai dengan nilai-nilai asas adat dan budaya Melayu, serta norma-norma sosial. Kesantunan menekankan pemilihan kata dan kearifan merangkai kataPemilihan kata bearti kesesuaian bahasa dengan pikiran dan perasaan yang hendak dikemukakan, sedangkan kearifan merangkai kata merupakan kepiawaian dalam bertutur kata berasaskan pengetahuan dan kemampuan memahami keadaan yang sedang dihadapi.

Tenas Effendy (2010) dalam Tunjuk ajar menjelaskan sebagai berikut:

Bacaan Lainnya

tanda orang yang bijaksana
tahu memilih merangkai kata
tanda orang yang terpuji
bahasanya tepat pahamnya tinggi
tanda orang yang terbilang
bahasanya elok maknanya terang
tanda orang berpikiran luas
bahasanya teratur maknanya jelas
tanda orang bertuah 
budinya halus bahasanya indah

Tindakan kebahasaan yang dikatakan santun apabila memenuhuni nilai-nilai kesantunan, yaitu

bercakap             : adat bercakap mengandung adab
berbual                : adat berbual mengandung akal
berbicara             : adat berbicara berkira-kira
berbisik               : adat berbisik berbaik-baik
berujar                 : adat berujar bertunjuk ajar
bertutur               : adat bertutur menuruti alur
berbincang          : adat berbincang menuruti undang

Menurut Raja Ali Haji, seseorang dapat mencapai tingkat kesantunan berbahasa, apa bila mampu menerapkan ilmu wa al-kalam (pengetahuan dan bahasa/percakapan). Pengetahuan ini diperoleh melalui lima tindakan berbahasa, yaitu:

kehendak yang kuat (al-himmat)
mengulang-ulang (al-mudar asah)menghafal (al-muhazafat)
berbincang untuk mengingat-ingat (muzakarah)
menelaah/meneliti kembali (muthala’at).

Berarak. (foto: guruku.kosabudaya.id)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *