Kesantunan Berbahasa Melayu Riau

Upacara Antar Belanja Perkawinan Melayu Riau. (foto: guruku.kosabudaya.id)

C. Tingkatan Berbahasa
Salah satu betuk penerapan kesantunan berbahasa adalah penggunaan empat tingkatan berbahasa yang terdapat di dalamm budaya Melayu Riau. Keempat tingkatan tersebut adalah bahasa mendaki, bahasa melereng, bahasa mendatar, dan bahasa menurun.

Di dalam tunjuk ajar dijelaskan sebagai berikut:

Bacaan Lainnya

Yang disebut adat berbahasa:
tahu alur dengan patutnya
tahu memilih kata mendaki
tahu menyebut kata melereng
tahu memakai kata mendatar
tahu menyimak kata menurun

1. Bahasa Mendaki
Bahasa mendaki adalah adab berbahasa yang digunakan oleh orang muda terhadap orang yang lebih tua. Bahasa mendaki juga digunakan oleh orang yang kedudukan lebih rendah terhadap orang yang kedudukan lebih tinggi.

Bahasa mendaki bertujuan meninggikan martabat lawan berbicara, tetapi tidak merendahkan orang yang sedang berbicara. Peninggian  dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan. Interaksi bahasa mendaki dalam kehidupan sehari-hari dilakukan oleh murid kepada guru, anak kepada orangtua, adik kepada kakak, ataupun bawahan kepada atasan.

2. Bahasa Mendatar
Bahasa mendatar adalah adab berbahasa yang digunakan kepada teman sebaya, atau yang berkedudukan setara. Bahasa mendatar   diperbolehkan memakai kata-kata atau gaya berterus terang, jenaka, kiasan, saran, sindiran ataupun kritik.

Adab bahasa mendatar harus memperhatikan situasi dan kondisi dari teman berbicara. Misalnya, seorang teman yang sedang sakit atau ditimpa kemalnaganHal ini dimaksudkan agar nilai-nilai sopan santun tetap dijaga untuk menghindari kemungkinan menyakiti kawan sebaya tersebut.

3. Bahasa Melereng
Bahasa melereng adalah adab berbahasa yang digunakan kepada orang semenda. Orang semenda adalah pertalian keluarga karena perkawinan dengan anggota suatu kaum suku. Contoh orang semenda misalnya saudara ipar.

Di dalam bahasa melereng, seseorang tidak diperbolehkan berbicara secara langsung, tetapi menggunakan kata berkias. Di beberapa daerah semisal Kuantan dan Kampar, orang semenda di panggil dengan gelar. Hal ini dimaksudkan untuk menghormat dan menjaga perasaan orang semenda tersebut. 

4. Bahasa Menurun
Bahasa menurun adalah adab berbahasa yang digunakan kepada orang yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya. Bahasa menurun menekankan kelembutan dan kasih sayang. Penggunaan bahasa menurun ditujukan oleh seorang ayah dan ibu kepada anak, guru kepada murid, kakek kepada cucu, ataupun atasan kepada bawahan. 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *