Seni Pertunjukan Koba

Pertunjukan koba. (foto: guruku.kosabudaya.id)

Koba Puti Golang Banyak. Mengisahkan puteri yang cantik dan anak orang kaya. Ia tidak mau kawin walaupun telah banyak yang datang melamarnya, bahkan orang tuanya telah mengadakan sayembara untuk menentukan jodoh putrinya tepati tetap ditolak. Suatu hari datang seorang pemuda miskin yang bernama Si Umbuik Mudo ingin memiliki Puti Golang Banyak. Setelah menghadapi berbagai rintangan akhrinya berkat ketabahan dan ketinggian ilmunya, Si Umbuik Mudo berhasil mengawini Puti Golang Banyak.

Koba Rambun Pamenan. Koba ini mengisahkan tiga orang kakak beradik. Yang tua bernama Puti Ando Pinang, bungsu bernama Rambun Pamenan. Ibu mereka bernama Puti Lindung Bulan. Konon, Raja Nek Garang ingin menikah dengan Puti Lindung Bulan, tapi Puti Lindung Bulan menolak. Karena penolakan ini maka Puti Lindung Bulan dan Puti Ando Pinang dikubur di depan istana Raja Nek Garang sampai ke lehernya. Mereka berdua diberi makan kerak nasi. Setelah Rambun Pamenan besar ia berusaha membalas penghinaan terhadap keluarganya. Ia menyelamatkan ibu dan kakaknya dengan menggunakan manau (sejenis rotan) sunsang yang diberikan oleh nenek yang dijumpainya di ladang. Rambun Pamenan juga dibantu oleh burung garuda. Setelah Rambun Pamenan menang ia pun diangkat menjadi raja.

Bacaan Lainnya

Koba Si Malin Daulah. Koba inimenceritakan Puti Lindung Bulan yang diinginkan oleh banyak lelaki, termasuk Raja Kafir. Puti Lindung Bulan menikah dengan lelaki lain. Pernikahan mereka dikaruniai beberapa orang anak, termasuk Malim Daulah. Suatu hari, waktu suami Puti Lindung Bulan pergi berlayar mencari nafkah, datang Raja Kafir mau menggoda Puti Lindung Bulan, tapi gagal. Puti Lindung Bulan disihir hingga mati. Setelah ayah Malin Daulah pulang, merekapun memerangi Raja Kafir.

Koba Si Umbuik Mudo. Koba yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang bernama Puti Untuong Sudah dari daerah Batu Ampar, yang diperebutkan oleh banyak laki-laki tapi kemudian dimenangkan oleh Si Umbuik Mudo.

Koba Sikancil dengan Puteri. Mengisahkan seekor kancil yang mendapat tawaran kawin dengan seorang puteri raja. Setelah melalui berbagai rintangan dan ujian, maka kancil berhasil kawin dengan puteri raja. Pada malam pertama sang kancil berubah menjadi seorang lelaki yang tampan. Disitulah baru diketahui bahwa kancil itu sebenarnya seorang putera raja yang disumpah. 

Koba Simanduokan. Menceritakan seorang raja di sebuah kerajaan. Raja tersebut memiliki 3 orang anak. Anak pertama bernama Simanduokan, kedua Mogek Telelo, ketiga Ome Gontingan. Ome Gontingan usianya semakin hari semakin tua juga, tapi dilihat oleh saudaranya, belum juga terniat di hatinya untuk menikah. Dugaan ini semakin nyata setelah beberapa orang yang dijodohkan denga dirinya selalu ditolak. Suatu hari datang Raja Kafir memerangi kerajaan tersebut dan merampas Ome Gontingan. Selang beberapa waktu dua kakak beradik Simanduokan dan Mogek Talelo menjadi bingung tatkala dilihatnya Ome Gontingan bersama dengan seorang pemuda gagah, pemuda tersebut menjadi tunangan Ome Gontingan yang turun dari kayangan, sekaligus membantu kerajaan tersebut memerangi Raja Kafir.

Koba Siti Jailun. Mengisahkan tentang Siti Jailun berjanji setia dengan Malin Bonsu. Keduanya bersumpah, adapun sumpah Siti Jailun “bila menikah dengan orang lain maka ia akan menjadi siamang putih”. Sedangkan Malin Bonsu bersumpah bila menikah dengan orang lain maka dia akan menjadi Buaya besar. Malin Bonsu pergilah merantau untuk mencari uang bekal pernikahan. Orang tua Siti Jailun memaksa anaknya menikah dengan Malin Panjang, karena Malin Panjang kaya. Tak kuasa Siti Jailun menolak, maka ketika perkawinan hampir diselenggarakan Siti Jailun berubah menjadi siamang. Namun setelah Malin Bonsu datang, Siti Jailun kembali menjadi manusia dan merekapun menikah.

Koba Siti Rosani. Koba yang berkisah tentang seorang raja perempuan yaitu Siti Rosan yang mencari jodoh dan akhirnya bertemu dengan seorang anak muda yang bernama Si Umbuik Mudo.

Koba Tuongku Malin Kocik. Mengisahkan dua pemuda yang bernama Tuongku Malin Kocik dan Tuongko Malin Panjang, kedua pemuda tersebut baru saja bertunang. Untuk mencari alat-alat perkawinan, merekapun pergi berlayar. Suatu hari mereka melihat mayat dua wanita yang ternyata tunangan mereka yang hanyut. Tiba-tiba muncul seekor burung garuda yang menerbangkan mereka ke sebuah gunung. Di tempat itu mereka bertemu dengan Mak Bungsu yang kemudian menghidupkan kembali kedua puteri tersebut. Tapi malangnya putra Mak Bungsu jatuh cinta pada tunangan Tuongku Malin Kocik. Perangpun terjadi antara Tuongku Malin Kocik dengan pasukan putra Mak Bungsu. Akhirnya Tuongku Malin Kocik menang dan kawin dengan tunangannya.

Rujukan:
1994/1995. Bibliografi Kajian Melayu dan Peta Sastra Lisan Melayu di Riau. Pekanbaru: Bappeda
Will Derks. 1994. The Feast of Storytelling on Malay Oral Tradition. Jakarta/ Leiden: RUL

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *