Pakaian Kebesaran Adat Melayu Riau

Pakaian kebesaran Melayu Riau digunakan saat penabalan gelar adat di LAMR. (foto: https://mediacenter.riau.go.id)

a) Perlengkapan Pakaian
Perlengkapan pakaian kebesaran adat untuk laki-laki sebagai berikut:

  • baju kurung cekak musang setelan dengan seluar panjang 
  • kain samping terbuat dari tenunan Siak, Indragiri, Daek, dan Trengganu
  • songkok atau tanjak sebagai penutup kepala
  • bengkung pengikat pinggang
  • sebilah keris Melayu sepukal, tuasik atau tilam upih (dikenakan oleh sultan, datuk adat, atau saat penabalan gelar)
  • selempang dipakai dari kanan ke kiri
  • kasut capal atau sepatu.

b) Warna dan Motif
Warna dan motif pakaian dibedakan berdasarkan kedudukan seseorang di tengah masyarakat. 

Bacaan Lainnya
  • Sultan atau pimpinan negeri menggunakan setelan warna kuning atau hitam berhias benang emas. Tanjak belah mumbang atau elang menyongsong angin bertingkat tiga atau lima. 
  • Datuk-datuk adat dan pembesar negeri  menggunakan pakaian setelan berwarna hitam. 
  • Petinggi atau pembesar kerajaan, menggunakan warna merah darah burung. 
  • Alim ulama dan orang patut, menggunakan setelan pakaian berwarna putih atau hijau lumut. 

Semua pakaian menggunakan motif taburan bunga cengkeh atau bintang. Warna pakaian juga diselaraskan warna kain samping dan tanjak.

2. Pakaian Perempuan
Pakaian kebesaran untuk kaum perempuan adalah baju kurung cekak musang, baju kebaya labuh, dan baju kebaya pendek. Perlengkapan pokok terdiri atas baju, kain bawahan, dan penutup kepala seperti selendang, tudung mente, atau tudung lingkup. Bahan pakaian terbuat saten, sutra, atau borkat, sedangkan kain bawahan berupa songket seperti tenunan Siak, Inderagiri, Daik, dan Trengganu. Pakaian diselaraskan dengan warna, motif, serta berbagai perlengkapan pendukung seperti selempang, dokoh, keris, dan kasut. 

Rambut dibentuk siput seperti siput jonget, lintang, dan lipat pandan. Siput dihasi dengan bungan melur, bunga cinta, atau permata. Setelah memakai siput, kepala ditutup dengan selendang. Ujung selendang dibelitkan ke leher sehingga rambut dan dada tertutup. Alas kaki berupa selepa atau kasut yang berhak tinggi.

a) Perlengkapan Pakaian
Perlengkapan pakaian kebesaran adat untuk perempuan sebagai berikut:

  • baju baju kurung cekak musang, baju kebaya labuh, dan baju kebaya pendek setelan dengan kain dari tenunan Indragiri, Siak, Daik, atau Tranggano. 
  • tudung lingkup, tudung mente, atau selendang
  • sanggul siput jonget, siput lintang, atau siput lipat pandan
  • anting-anting
  • dokoh bertingkat atau rantai papan
  • pending perak atau emas
  • gelang tangan bertingkat
  • gelang kaki berkepala kuntum bunga cempaka
  • selempang
  • keris kecil 
  • kasut atau selepa.

b) Warna dan Motif
Warna dan motif pakaian kebesaran adat perempuan dibedakan berdasarkan kedudukan di tengah masyarakat. Permaisuri kerajaan atau istri pemimpin negeri memakai baju warna hitam dan kain berwarna kuning. Baju dan kain atau rok tersebut bermotif taburan bunga cengkeh atau bintang. Kaum perempuan lainnya menggunakan warna merah, hijau, biru, unggu, dan merah jambu, tetapi tidak diperbolehkan memakai warna kuning.

1) Motif
Motif pada pakaian Melayu umumnya terinspirasi dari alam, flora, dan fauna. Setiap motif tersebut mengandung makna-makan yang sesuai dengan filosofi kehidupan orang Melayu. Penamaan motif juga berbentuk puisi agar terdengar indah dan mudah diingat. Pemilihan objek motif berdasarkan kepada sifat baik dari dari alam, flora, dan fauna tersebut.

Contoh motif tentang alam adalah bintang-bintang, awan berarak. Motif tentang flora misalnya motif bunga kundur, bunga terarai, bunga cengkeh, keluk pakis, dan kembang setaman. Motif tentang fauna misalnya semut beriring, tulang belut, insang pari, itik pulang petang. Motif lainnya yang juga sering digunakan adalah motif lipat/lepih, motif garis putus, motif belah ketupat, motif kotak-kotak, dan motif pedang-pedang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *