Perancangan Pakaian Melayu Riau

Pengrajin Tenun di Bengkalis, Riau. (foto: kosabudaya.id)

C. Bagian-bagian Pakaian Melayu
Pakaian Melayu tersusun dari bagian-bagian yang menjadi pembentuk secara keseluruhan pakaian Melayu. Bagian-bagian tersebut terdiri dari beberapa jenis yaitu badan depan, badan belakang, kolar cekak musang, plaket (tetulang), lengan kiri, lengan kanan, pesak kiri, pesak kanan, kekek kiri, kekek kanan, saku baju (saku bawah lebih besar dari saku atas).

D. Perancangan Warna dan Motif
Pemilihan warna dan motif pada pakaian Melayu melambangkan filosofi yang ingin diungkapkan oleh perancang pakaian. Penggabungan keduanya dengan baik akan melahirkan rancangan yang sesuai dengan prinsip pakaian Melayu Riau.

Bacaan Lainnya

1. Perancangan Warna
Perancangan warna adalah pemilihan ataupun mengombinasikan warna yang digunakan pada pakaian. Warna dasar pakaian Melayu umumnya adalah kuning keemasan, hijau lumut dan merah darah burung. Ketiga warna tercermin pada burung serindit Melayu. Warna-warna ini selalu digunakan pada tabir-tabir pelaminan Melayu Riau misalnya dalam suatu majelis perkawinan atapun penabalan datuk-datuk adat, penganugerahan gelar, atapun menyambut tamu-tamu kehormatan. Selain ketiga warna tersebut, warna hitam juga sering digunakan pada pakaian Melayu Riau. 

Pada perancangan warna, perancang dapat menggunakan salah satu warna, menggabungkan, ataupun memilih warna lain. Pemilihan warna disesuikan dengan kosep dasar ataupun sumber eksplorasi pakaian. Hal yang perlu diperhatikan pada pemilihan warna adalah bahwa warna melambangkan kedudukan pemakai dan filosofi-filosif yang disimbolkan pada pakaian tersebut. 

a) Kuning Keemasan 
Warna kuning keemasan melambangkan kebesaran, kewibawaan, kemegahan, dan  kekuasaan. Warna ini digunakan oleh sultan atau raja, dan permaisuri. 

b) Hijau Lumut 
Warna hijau lumut melambangkan kesuburan, kesetiaan, keadilan, taat serta patuh terhadap ajaran agama Islam. Warna pakaian hijau lumut digunakan kaum bangsawan tengku, encik dan incik, wan dan hakim. Warna ini juga digunakan oleh para pendatang ke negeri Melayu.

c) Merah Darah Burung
Warna ini melambangkan kepahlawanan dan keberanian, patuh dan setia terhadap raja dan rakyat. Warna Merah dari darah burung memancarkan  kecemerlangan.

d) Hitam
Warnah hitam melambangkan kesetiaan, ketabahan dan bertanggung jawab serta jujur. Baju warna Hitam dipakai oleh datuk dan orang besar kerajaan  dalam upacara adat kebesaran kerajaan

2. Perancangan Motif
Perancangan motif adalah pemilihan motif yang digunakan pada pakaian. Perancangan ini memerlukan pemahaman tentang makna-mana motif dan tujuan perancangan pakaian. Kemampuan dalam memadukan unsur-unsur pada pakaian seperti jenis, warna, dan makna-makan motif akan menghasilkan rancangan sesuai dengan fungsi kecantikan seri gunung pakaian. 

a) Motif Semut Beriring
Motif semut beriring bermakna sifat rukun dan saling tolong-menolong. Semut dianggap sebagai hewan yang hidup rukun dan saling tolong menolong.

b) Motif Lebah Bergantung 
Motif lebih bergantung bermakna baik dan bersih. Sifat lebah yang selalu memakan makanan yang baik dan bersih, dan mengeluarkannya dalam bentuk madu agar dimanfaatkan oleh orang ramai.

c) Motif Tampuk Manggis 
Motif tampuk manggis bermakna sebagai kejujuran. Tampuk buah manggis secara ilmiah merupakan gambaran isi jumlah buah manggis yang terdapat di dalamnya. Hal ini sejalan dengan pepatah Melayu, tak kan berbohong si tampuk manggis.

d) Motif Awan larat 
Motif awan larat bermakna panjang usia dan keagungan. Motif awan larat diambil dari gambaran awan yang sambung menyambung. Motif ini secara khusus ditujukan untuk mendoakan kekuasaan sultan yang sedang berkuasa. Dibalik makna keagungan tersimpan pesan kerendahan hati, bahwa kekuasaan seorang sultan sangatlah terbatas. 

Rujukan:
Elmustian Rahman, dkk. 2012. Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau.
Derichard H. Putra, dkk. 2024. Budaya Melayu Riau Kurikulum Merdeka untuk SMP/MTs Kelas IX. Pekanbaru: Penerbit Narawita.
TIM LAMR. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *