Perjuangan Rakyat Riau setelah Kemerdekaan

Istana Kerajaan Siak Sri Inderapura (foto: guruku.kosabudaya.id)

2. Penyerangan Indragiri Hilir
Pada 30 Desember 1948, Belanda melakukan penyerang ke Kota Tembilahan. Kota ini dijatuhi dua bom melalui serangan udara.  Pada 4 Januari 1949, Kota Tembilan kembali diserang dengan 4 kapal perang dan 2 pesawat tempur. Belanda juga melakukan penyerangan daerah-daerah lainnnya di Inderagiri Hilir yaitu Perigi Raja, Kuala Enok, dan Pulau Kijang. Wilayah Inderagiri Hilir dipertahankan rakyat Inderagiri bersama tentara Indonesia di bawah pimpinan Letnan II M. Boya. Letnan II M. Boya kemudian gugur saat mempertahankan Kuala Enok.

3. Penyerangan Pekanbaru
Penyerangan Kota Pekanbaru di mulai dari Bangkinang pada 1 Januari 1949. Penyerangan ini tidak hanya dengan senjata, tetapi juga perang urat syaraf yang dimaksudkan untuk mematahkan semangat perjuangan. Belanda menebarkan selebaran tentang kejatuhan Yogyakarta sebagai ibu kota negara. Tanggal 4 Januari 1949, kapal-kapal Belanda tiba di Pekanbaru membawa dua kompi pasukan KNIL. Pasukan-pasukan Indonesia tetap melakukan perlawanan walaupun sifatnya sporadis, sedangkan Belanda senantiasa berpatroli dengan melakukan pembersihan-pembersihan di sekitar kota. Pasukan-pasukan Indonesia mengepung Pekanbaru dari pinggir kota sehingga hubungan tentara Belanda dengan pusat komandonya di Sumatra Barat terputus. 

Bacaan Lainnya

4. Penyerangan Kota Rengat
Penyerangan Belanda di Kota Rengat terjadi pada 5 Januari 1949. Belanda menyerbu kota dengan senjata berat dan pesawat temput. Dua pesawat Belanda jenis Mustang menjatuhkan bom di tengah aktivitas masyarakat yang sedang ramai. Selesai menjatuhkan bom, muncul tujuh pesawat Dakota yang menerjunkan ratusan pasukan khusus Belanda. Sejarawan menyebut, sekurang-kurangnya 1500 sampai 2000 warga sipil tewas dalam serangan tersebut. Termasuk anak-anak dan wanita. Saat ini, tragedi 5 Januari 1949 diperingati oleh rakyat Indragiri Hulu setiap tahun.

Pertemuan lainnya  pada Agresi Militer II yang diketahui adalah penyerangan ke Tanjungkilang Pulau Durai, pertempuran Tanjung Datuk, Tanjung Layang, Perigi Raja, Sungai Belah, Kuala Mandah,  pantai Bengkalis, Selatpanjang, Tanjung Samak, Tanjung Labu, Ketam Putih, dan daerah lainnya di Riau.   

C. Bentuk-bentuk Perjuangan Rakyat Riau
Secara umum, perjuangan rakyat Riau setelah kemerdekaan dapat dilihat dari tiga bentuk. Ketiga bentuk tersebut adalah penyerahan kedaulatan kerajaan, pembentukan organiasi pertahanan, dan perjuangan bersenjata.

1. Penyerahan Kedaulatan Kerajaan
Pada saat proklamir kemerdekaan, wilayah Riau masih terdapat oleh beberapa kerajaan yang berdiri. Semua kerajaan tersebut kemudian menyatakan bergabung dan bersatu dengan Republik Indonesia.

a) Kerajaan Siak Sri Inderapura
Pada September 1946, Sultan Syarif Kasim II menyerahkan Kerajaan Siak ke pangkuan NKRI melalui tangan Presiden Soekarno di Yogyakarta. Sultan Syarif Kasim II tidak hanya menyerahkan kedaulatan negaranya, tetapi juga kekayaan alam Siak dan  harta pribadi senilai 13 juta gulden. Pemerintah Indonesia kemudian mengangkat Sultan Syarif Kasim II sebagai pahlawan nasional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *