Ragam Hias Melayu Riau

Ragam hias pada rumah tradisional Melayu Riau. (foto: guruku.kosabudaya.id)

Selain memiliki nilai estetis dan etis, ragam hias Melayu juga mengandung filosofis-filosofis yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Melayu. Filosofis tersebut diungkapkan di dalam tunjuk ajar Melayu seperti di bawah ini:

apa guna beragam hias
hias melekat atau pakai
pertama penolak balak bencana
kedua menjauhkan silang sengketa
ketiga menunjukkan suku dan puak

keempat menjadi pelindung diri
kelima menaikkan cahaya muka
keenam melambaikan rezeki datang
ketujuh menjemput kedamaian
kedelapan membawa kesuburan
kesembilan memberi tunjuk ajar
kesepuluh menjadi penguak hati
kesebelas menjadi pelembut hati
keduabelas menjadi pelekat hati
ketigabelas menjadi penyambung kasih
keempatbelas menjadi simpati sayang
kelimabelas menjadi kemuliaan
(Tenas Effendi, 1993:134)

Bacaan Lainnya

C. Bentuk-bentuk Ragam Hias
Motif di dalam ragam hias umumnya terinspirasi dari flora, fauna, alam, ataupun geomteris. Setiap motif mengandung makna-makna yang sesuai dengan filosofi kehidupan orang Melayu. Pemilihan objek motif berdasarkan kepada sifat baik dari flora, fauna, alam, atau geomteris tersebut. Bunga-bunga yang indah, wangi dan segar melahirkan motif bunga setaman dan bunga berseluk yang mengandung makna keluhuran dan kehalusan budi, keakraban dan kedamaian. Burung balam yang selalu hidup rukun dengan pasangannya melahirkan motif balam dua setengger yang bermakna cerminan kerukunan hidup suami istri dan persahabatan. Ular naga yang dimitoskan menjadi hewan penguasa samudera melahirkan motif naga-nagaan yang bermakna pemimpin harus memiliki jiwa besar, perkasa, berani, arif, dan bijaksana. 

Motif ragam hias Melayu Riau dapat dibedakan menjadi empat jenis, yakni motif flora, motif fauna, motif alam atau benda-benda langit, dan motif geometris. 

1. Motif Flora
Motif tampuk manggis dimaknai sebagai kejujuran. Hal ini berdasar pada bagian ekor buah yang menggambarkan jumlah isi yang terdapat di dalam buah manggis. Motif pucuk rebung dimaknai sebagai harapan kekuatan dan keutuhan dalam menghadapi segala guncangan. Bambu dianggap sebagai tanaman yang tidak mudah rebah jika diterpa angin kencang dan juga tidak mudah runtuh meski tumbuh di tebing sungai. 

Motif bunga cengkeh adalah motif yang sering dibuat dalam karya seni rupa di Riau. Motif ini dimaknai sebagai keadaan serba kekurangan, tetapi masih dapat memberi manfaat bagi orang banyak. Meski kecil, bunga cengkeh dimaknai sebagai bunga yang banyak memberi manfaat. Kehidupan yang baik bagi seseorang adalah kehidupan yang banyak memberi manfaat dan faedah kepada orang lain. Selain itu, bunga cengkeh juga dimaknai sebagai simbol keharuman. 

Motif bunga kangkung dimaknai sebagai keuletan, kerja keras, dan pantang menyerah, motif bunga tanjung dimaknai sebagai simbol keharuman dan bermanfaat bagi orang lain, motif bunga kundur dimaknai sebagai persatuan dan kesatuan, motif bunga melur dimaknai kesucian dan ketulusan hati, motif kembang setaman, jurai, dan oyah dimaknai sebagai simbol kekayaan, kemakmuran dan kemegahan.

Motif pucuk paku dipengaruhi oleh ajaran Islam. Motif ini dimaknai sebagai perjalanan kehidupan manusia yang berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah. Lingkaran pada ujung pucuk paku dilambangkan sebagai lapisan alam (alam rahim, dunia, barzah, yaumil akhir, dan surga).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *