Saujana Bandar-bandar Lama di Riau

Istana Siak Sri Inderapura. (foto: kosabudaya.id).

Perkembangan evolusi kampung menuju bandar dilalui tiga tahapan dalam renang waktu yang panjang. Tahapan evolusi tersebut adalah pedalaman, kampung, dan bandar. Sebagian kampung   akan berkembang menjadi bandar. Pada kondisi tertentu, kemunculan bandar juga disebabkan oleh sesuatu hal seperti pembangunan pusat ekonomi baru.

Pedalaman pada dasarnya merupakan kampung baru yang tumbuh dari teratak dan dusun. Kawasan ini berada atau dibuka di hulu-hulu sungai sebagai oposisi dari bandar yang berada di hilir. Pedalaman dihuni oleh kelompok-kelompok kecil yang berasal dari satu keluarga yang sama sehingga memiliki ikatan kekerabatan dan perkauman yang kuat. Pemukiman di pedalaman berupa pondok-pondok kecil dengan fasilitas umum yang masih terbatas. Pedalaman juga menghasilkan buah-buahan untuk memenuhi keperluan kampung dan bandar yang berada di hilir.

Bacaan Lainnya

Kampung merupakan kelanjutan dari pedalaman yang berkembang secara evolutif. Kawasan ini berada di antara pedalaman di hulu dengan bandar yang dihilir sekaligus penghubung kedua kawasan tersebut. Kampung terdiri atas beberapa dusun yang dihuni dari berbagai kelompok masyarakat yang tidak lagi satu keluarga atau keturunan yang sama. Pemukiman telah dibangun permanen dengan rumah-rumah yang disusun berbanjar-banjar. Fasilitas umum seperti masjid dan balai adat telah tersedia sebagai milik bersama. Pemimpin kampung dan struktur sosial kemasyarakatan lainnya telah berjalan dengan baik.

Bandar merupakan perkembangan pada salah satu kampung yang terdapat pada negeri, rantau, atau kerajaan. Kawasan ini ditempati beragam puak yang berasal dari berbagai kampung ataupun negeri sehingga ikatan kekerabatan tidak lagi sekuat kampung ataupun pedalaman. Penduduk bandar akan semakin padat sehingga menjadi pusat perdagangan yang mempertemukan pedalaman dan kampung sekaligus sebagai pintu gerbang dengan bandar yang lain.

Bandar bisa menjadi ibu kota kerajaan ataupun hanya sebagai pusat perdagangan. Jika menjadi ibu kota kerajaan, kawasan ini terdapat pusat pemeritahan seperti istana dan mahkamah, pendidikan seperti sekolah, dan pusat pengembangan agama Islam seperti  madrasah.  Jika menjadi pusat perdagangan, kawasan bandar terdapat fasilitas pendukung perdagangan seperti pasar dan pelabuhan. Pemukiman penduduk tidak lagi terpusat di bibir pantau atau pinggir sungai seperti pedalaman dan kampung, tetapi telah berkembang secara berkelompok pada kawasan-kawasan yang jauh dari darat.

C. Unsur-unsur Saujana Bandar
Saujana bandar terdiri atas unsur-unsur ekologi sosial yang terbentuk atau di dalamnya terdapat unsur-unsur ekologi fisik. Saujana tersebut dapat berupa kawasan pemerintahan seperti istana, pusat perniagaan seperti pasar dan pelabuhan, pemukiman penduduk, fasilitas umum seperti masjid, dan alam bandar seperti sungai, laut, pantai, danau,  dan lainnya yang menjadi ciri khas atau identitas suatu bandar. 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *