Saujana Perkampungan Melayu Riau

Dermaga Tua di Negeri Pujud, Rokan Hilir (foto: guruku.kosabudaya.id)

A. Pengertian
Saujana perkampungan Melayu adalah hamparan atau bentang ruang yang terdapat pada perkampungan-perkampungan Melayu di Riau. Saujana perkampungan terbentuk dari unsur-unsur berupa pemukiman penduduk, fasilitas umum seperti masjid dan balai adat, dan alam perkampungan seperti sungai, laut, pantai, danau, lurah, ladang, kebun, dan lainnya. Setiap unsur memiliki fungsi dan perannya masing-masing dalam kehidupan sosial masyarakat Melayu Riau.

Secara umum, perkampungan Melayu terbentang pada dua kawasan yaitu daratan dan pesisir. Kawasan daratan terlihat dari perkampungan yang jauh dari lautan, sedangkan kawasan pesisir berada di dekat pantai. Rumah-rumah di perkampungan daratan dibangun di tebing-tebing sungai yang memiliki karatekristik tersendiri jika dibandingkan dengan perkampungan pesisir yang berada di bibir-bibir pantai. Kedua kawasan juga memiliki ciri khas masing-masing dalam sosial dan budaya seperti sistem kekerabatan, dialek, dan kepemimpinan.

Bacaan Lainnya

Perkampungan kawasan daratan dan pesisir memiliki pola yang sama dengan bentuk memanjang mengikuti bibir sungai atau garis pantai. Pemukiman dibangun berbanjar-banjar menghadap ke sungai atau laut dengan bentuk rumah berpanggung untuk menghindari banjir atau air pasang. Pendirian rumah dilakukan di darat atau di atas air dan setiap rumah memiliki akses langsung ke darat atau terhubung ke rumah lainnya melalui jembatan penghubung. 

Pola pemukiman memanjang terbentuk mengikuti kondisi alam perkampungan yang landai dan rendah sehingga sistem pembangunan perkampungan menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Pola ini juga yang menjadikan kawasan perairan sebagai unsur penting dalam pembangunan perkampungan sehingga orang Melayu selalu disebut sebagai masyarakat aquatik.

Pada saat penduduk perkampungan semakin ramai, maka pengembangan perkampungan baru dilakukan di hulu sungai pada kawasan rantau yang lain. Jika penduduk perkampungan baru telah ramai lagi, maka perkampungan baru dibangun lagi di hulu sungai, begitu seterusnya hingga ke hulu. Kampung-kampung tersebut akan terus berkembang secara evolusi dengan karaterisitek dan kekhasan masing-masing. Kampung tua yang berada di hilir akan terus tumbuh dan berkembang menjadi suatu bandar, sedangkan kampung tengah akan jadi penghubung antara kampung pedalaman di hulu dengan bandar yang berada di  hilir. 

Saujana Alam Perkampungan Melayu Riau. (foto: Inderagiri Hulu Heritage)

B. Ekologi Sosial Perkampungan
Secara umum, ruang hidup masyarakat Melayu terbagi dalam tiga lanskap ekologi sosial yaitu pedalaman (hulu), kampung, dan bandar (hilir).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *