Seni Pertunjukan Melayu Riau

Gambus digunakan dalam tari kreasi rentak bulian (foto: guruku.kosabudaya.id)

d) Mamanda
Cerita mamanda selalu mengangkat kisah tentang kehidupan raja dan kerajaan, yang diambil dari syair atau hikayat Melayu, misalnya Syair Abdul Muluk, Syair Siti Zubaidah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Cendera Hasan dan Hikayat Seribu Satu Malam. Setiap persembahan diiringi musik tabuhan yang terdiri dari gendang dua muka, gong, dan rebab.

Tokoh yang sering ditampilkan adalah raja, wazir, mangkubumi, perdana menteri, panglima perang, harapan pertama, harapan kedua, putri raja, raja jin, anak muda, perompak, dan khadam atau badut. Kostum pelakon pada awalnya mengenakan pakaian sehari-hari. Namun, pengaruh Barat masuk pada abad pertengahan sehingga mengubah tata busana dan tata rias.

Bacaan Lainnya

Pelakon mamanda tidak mempunyai naskah. Para pelakon hanya diberikan garis-garis besar jalan cerita, sehingga saat pertunjukan, para pelakon melakukan improvisasi untuk menghidupkan peranan masing-masing. Para pelakon memegang peranan secara tetap, sehingga menguasai peranan masing-masing. Semua pelakon mamanda terdiri dari lelaki yang memegang semua jenis watak.

e) Ranggung
Pertunjukan ranggung merupakan kemahiran dalam memerankan tokoh atau watak yang dipilih secara “gaib” oleh pimpinan ranggung. Para pemain terdiri dari mudim (dukun), pelakon, tukang jaga serta para pemain musik rebana dan gong. Kemahiran pemain ranggung tidak melalui proses pembelajaran, namun melalui kemahiran mudim.

Sebelum ranggung dimainkan, mudim mengasapi pelakon dengan kemenyan sambil membaca mantra. Jika mantra berhasil, pelakon akan kemasukan roh halus sehingga akan berubah menjadi “tokoh” yang dimasukan. Peran yang dimainkan bisa berupa cigak dan harimau, burung ranggung, burung elang, burung tiung, burung pelanduk, raja penyabung, raja pencuri dan penutup raja Belanda.

Pada saat pelakon “kemasukan” (memerankan) salah satu karakter, maka akan menirukan gerak dari tokoh tersebut. Misalnya, jika berperan sebagai burung elang, maka akan menirukan gerak burung elang. Jika berperan sebagai raja pencuri, maka akan  bertingkah laku sebagai pencuri. Jika berperan sebagai raja Belanda, maka akan menirukan raja Belanda.

f) Sijobang Buwuong Gasiong
Sijobang merupakan pertunjukan cerita seperti halnya teater monolog yang dibawakan oleh seorang pemain laki-laki. Dalam pertunjukan, pemain menuturkan cerita dengan cara berdendang, berpantun, bersyair, dan mengekspresikan karakter tokoh dengan mimik wajah dan gerak tubuh. Cerita yang dituturkan berupa cerita rakyat Kampar, dan cerita yang paling terkenal adalah Buwuong Gasiong, sehingga sering disebut sijobang buwuong gasing.

Pertunjukan umumnya dilaksanakan pada malam hari untuk memperingati hari-hari besar Islam ataupun upacara-upacara daur hidup seperti khitanan, akikah, dan perkawinan. Selain hiburan, pertunjukan juga dimaksudkan sebagai media transmisi nilai-nilai agama, budaya serta adat kepada khalayak.

Sijobang buwuong gasiong biasanya ditampilkan selama tiga hingga tujuh malam. Penutur dituntut mampu memerankan seluruh tokoh yang terdapat dalam cerita. Untuk membedakan tokoh perempuan dengan laki-laki, penutur berwatak seperti tokoh yang diperankan. Misalnya, tokoh perempuan digambarkan dengan suara lembut dan gerak tubuh yang gemulai. Penonton harus mampu menafsirkan tokoh yang diperankan dan memahami kalimat yang diucapkan. 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *