Seni Pertunjukan Melayu Riau

Gambus digunakan dalam tari kreasi rentak bulian (foto: guruku.kosabudaya.id)

Joget Lambak. Gerakan-gerakan di dalam joget lambak lebih banyak menggunakan  gerakan kaki, baik melangkah ke samping, ke depan, maupun berputar. Tarian diiringi musik gendang yang berbunyi “dang” dan “gong” yang berbunyi “gung.” Lagu-lagu pengiring ialah Dondang Sayang, Tanjung Katung, Anak Kala, dan Serampang Laut. Joget lambak mengungkapkan rasa kegembiraan dengan gerakan-gerakan yang lincah, musik dengan irama cepat, dan lagu-lagu dengan syair untuk bersenang-senang.

Joget Dangkong. Nyanyian atau musik dangkung terlihat begitu meriah sebagaimana tarian rakyat lainnya. Para penari tidak dibatasi hanya dari penari kelompok dangkung, tetapi secara bersama-sama berbaur dengan penonton yang ikut menari. Dalam pertunjukan tampak adanya interaksi berbagai sub-etnis. Pertunjukan dangkong ditujukan sebagai hiburan yang juga berfungsi media interaksi sosial bagi komunal pendukungnya.

Bacaan Lainnya

Penamaan dangkung berdasarkan bunyi dari alat musik yang terdengar seperti dang-dang kung dang-dang kung dang-dang kung. Alat musik yang digunakan adalah biola, gong, dan gendang. Setiap instrumen dimainkan oleh seorang pemain sehingga total pemain berjumlah tiga pemain. Pada dasarnya seni Joged Dangkung semasa jayanya sangat mudah diterima dan sangat digemari masyarakat, dan mampu menembus batas sub-etnis. 

3) Zapin Api
Zapin api berkembang di Rupat Utara Bengkalis. Tari ini dilakukan pada upacara acara adat atau pernikahan, menggunakan media bara api dari sabut kelapa yang dibakar. Komando tari yang disebut khalifah mengawali pertunjukan bersama sekitar lima orang penari laki-laki yang mengelilingi kemenyan sambil menutup telinga. Khalifah menghampiri mereka dan membisikkan mantra-mantra. Kelima penari tersebut menyimak dan menghayati mantra dari Khalifah. 

Pertunjukan tari Zapin Api ditandai dengan petikan gambus, pukulan bebano, dan marwas. Lantunan pantun dan syair pun mengalir dari Khalifah yang juga memetik gambus. Para penari duduk bersila dan melingkar di sisi sabut kelapa yang telah disusun. Di tengah mereka terdapat wadah yang berisi kemenyan. Masing-masing penari kemudian meraih asap dari kemenyan, lalu mengusapkan ke seluruh badan sebagai persiapan raga.

4) Dabus
Tari dabus menggunakan senjata tajam di dalam pertunjukan. Penari dabus umumnya laki-laki, menari sambil menikamkan senjata ke badannya. Dabus populer di Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, dan Kepulauan Riau.

b. Tarian Klasik
Tarian klasik adalah tarian yang berkembang di dalam lingkungan istana, dibawa atau dipengaruhi oleh budaya asing sebagai hasil interaksi atau diplomasi budaya.  Gerakan tarian klasik berbeda dengan gerakan tarian rakyat. Tarian klasik disusun dari kegemulaian dan kewibawaan pemimpin tari mengikuti pakem atau aturan yang telah baku, dan diawasi secara ketat agar tidak melanggar norma-norma yang terdapat di dalam istana.

1) Tari Zapin
Penamaan zapin berasal dari bahasa Arab, al-zapin yang berarti gerakan kaki. Sehingga tari zapin dapat dipahami sebagai tarian yang banyak mengandung atau menitikberatkan pada gerakan kaki sebagai media ungkap tari. Namun, gerakan pada tangan atau lengan juga tidak kalah penting. Tangan dan lengan bertindak sebagai penyeimbang tari dan mempunyai bentuk gerakan tersendiri, misalnya mengayuh sampan, mengayun bebas, meletakkan satu tangan pada bagian dada dan tangan lainnya di belakang, atau telapak tangan terbuka atau mengepal dengan jari telunjuk menunjuk.

Gerak tari zapin menitikberatkan pada gerak kaki, sedangkan gerak isyarat tangan dan lengan hanya bertindak sebagai penyeimbangan yang mempunyai bentuk sendiri, misalnya mengayuh sampan, mengayun bebas, memegang bagian depan kemeja dengan satu tangan dan tangan lain di belakang, telapak tangan terbuka atau mengepal dengan jari telunjuk menunjuk dengan anggun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *