Nyanyi Panjang Bujang Tan Domang

Pertunjukan Nyanyi Panjang. (foto: telkom indonesia)

Bujang Tan Domang adalah salah satu cerita yang sering ditampilkan dalam sastra lisan nyanyi panjang. Seni pertunjukan ini berkembang pada masyarakat Petalangan, Riau.

Indangdonai…..                                    
Aaaiii….                                               
Buah lakom di dalam somak                 
Padi seumpun ditimpo bonto                
Salamu’alaikiun kepado sanak               
Kami bepantun membukak ceito          

Bacaan Lainnya

Indangdonai….                                     
Aaaiii….                                               
Padi seumpun ditimpo bonto               
Kalau patah tolong togakan                 
Kami bepantun membukak ceito           
Kalau tesalah tolong simakan              

Ringkasan cerita:
Raja Alam bertaktha di negeri Tanah Johor. Permaisuri Putri Mayang memperanakkan dua orang putri, Putri Embun Putih dan Putri Lindung Bulan, dan seorang putera, Bujang Tan Domang. Putera tersebut jelas luar biasa, “bagai ditiup anak malaikat, bagai dituntun anak bidadari.”

Kelahirannya dirayakan secara besar-besaran, akan tetapi Raja Garuda, yang bersemayam di Lawang Langit tiba-tiba menyerang negeri sambil melahap rakyat Johor. Raja Alam menyembunyikan putra-putrinya, dan kemudian menentang Raja Garuda, namun kekuatannya tidak sepadan. Raja Garuda menyambarnya dan permaisuri, kemudian menerbangkan mereka sampai ke Lawang langit.

Setelah beberapa waktu, Puteri Embun Putih berangkat mencari orang tuanya. Setelah berjalan dengan susah payah dia mencapai negeri Raja Pati. Dia ditampung dan diangkat anak oleh nenek janda Kasihan. Begitu Raja Pati melihatnya, dia langsung meminangnya. Pernikahan mereka dirayakan secara besar-besaran.

Puteri Lindung Bulan juga berangkat mencari sanak saudaranya, dan akhirnya dia juga sampai di negeri Raja Pati. Dia diangkat anak oleh sepasang orangtua miskin, dan akhirnya dikenali kakaknya Puteri Embun Putih karena karangan bunga yang dibuatnya.

Raja Pati beserta permaisuri pergi ke Johor untuk mencari Bujang Tan Domang, namun Bujang Tan Domang sudah berangkat pula. Dia lama berjalan di dalam hutan rimba sebelum tiba di rumah Nek Bia Susu Tunggal. Nenek itu mengangkatnya sebagai anak, dan memberitahukannya bahwa Puteri Lindung Bulan telah diculik oleh Raja Cina.

Sebenarnya Raja Cina iu telah datang ke negeri Raja Pati untuk meminang Puteri lindung Bulan. Oleh karena Raja Pati sedang tidak ada, dan menteri berempat menolak pinangannya, maka keempat menteri itu dibunuhnya dan Puteri itu dibawanya pulang ke negerinya.

Bujang Tan Domang berguru ilmu-ilmu kesaktian serta berbagai budi bahasa pada Nek Bia. Kemudian dia pergi mencari kakaknya Lindung Bulan. Ditengah jalan dia juga berguru pada Tuk Syeh Panjang Janggut. Ketika tiba di Johor kembali Bujang Tan Demang diakui saudara oleh seorang miskin, Bujang kecil.

Mereka berdua pergi ke istana raja, kebetulan pada waktu itu Raja Pati mendengar berita Lindung Bulan telah diculik, dan pada waktu itu pula Raja Cina datang menyerang negeri. Kedua pihak itu Johor dan Cina berperang samapai malam. Pada tengah malam, sedangkan semua orang tertidur, Bujang Tan Domang turun ke kapal Cina dan memeperagakan ilmunya sehingga memaksa orang Cina pulang ke negerinya.

Pada waktu pagi hari, Raja Pati heran karena musuhnya sudah lari dan dia mau mengejar mereka. Bujang Tan domang tahu Raja Pati tak mampu melawan Raja Cina, maka kapal-kapal Raja Pati ditenggelamkannya dan dia sendiri tebang ke negeri Cina. Rakyat Cina disirapnya, dan peti yang berisi Putri Lindung Bulan diterbangkannya kembali ke Johor,namun tidak seorang pun dapat membuka atau menggerakkan peti itu.

Raja Cina, bila melihat bahwa peti itu sudah dicuri, kembali menyerang negeri Johor, namun waktu dia berhadapan dengan Raja Pati, Bujang turun tangan dan mempermainkannya. Peti itu diangkat dan dibukanya, sambil membebaskan puteri Lindung Bulan. Raja Cina mohon maaf dan berdamai dengan Bujang. Bujang tampil dengan rupa seperti semula dan memperkenalkan diri. Raja Pati dinobatkan menjadi Raja Johor, sedangkan seorang Hulubalang tua disuruh menggantikannya dinegeri asalnya.

Putri Lindung Bulan makin besar dan makin cantik. Anak-anak raja ramai meminangnya, namun dia tidak bersedia menikah sebelum bertemu kembali dengan kedua orangtuanya. Bujang Tan Domang bersemadi mengimbau guru-gurunya. Nek Bia dan Tuk Syeh mengajarkannya ilmu dan aturan baru. Kemudian Bujang pergi mencari orang tuanya. Setelah dia tirakat empat puluh hari dalam hutan, maka datang penjaga pintu lawang langit, Tuk Jaya Lembang Alam.

Bujang diantar ke Lawang langit dan dipertemukan dengan kedua orang tuanya. Bujang sekali lagi belajar ilmu baru, dan kemudian berperang dengan Raja Garuda. Bujang jaya namun mengaku Raja Garuda sebagai saudara angkat. Dengan demikian orang tuanya sudah bebas. Bujang membawa mereka pulang ke Johor. Seluruh keluarga sudah terkumpul kembali.

Raja Alam tampil di depan rakyat. Dia menunjuk Raja Pati sebagai penggantinya di atas tahta Johor, dan dia memberikan berbagai nasehat tentang pemerintahan. Negeri Johor makin ramai dan makmur. Datanglah Raja Dilaut, dari negeri Sangar dengan maksud meminang Putri Lindung Bulan. Setelah para menteri kedua pihak lama berunding, perkawinan dilangsungkan.

Setahun kemudian Raja Dilaut mohon diri. Raja Alam memberikan berbagai petuah kepadanya tentang sifat manusia yang luhur serta adat membuka negeri. Raja Laut berangkat bersama dengan Puteri Lindung Bulan dan Bujang. Mereka dielu-elukan di Sangar dan ibunda raja mengadakan perayaan empat puluh hari empat puluh malam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *