Nyanyian Pengantar Tidur “Nandung”

Nandung. (foto: lamriau.id)

Anaklah ndu raje Seleman
Terbang ke tingap melambai angina
Kalaulah rindu pandang ke halaman
Di situ tempat kakak kau bermain
 
Petiklah poa Delima batu
Anak Sembilang di tapak tangan
Abang kau jauh di negeri yang satu
Hilang di mate di hati jangan

Burunglah gagak burung kedidi
Hinggap diranting si limau manis
Mak menghembus si sawan pogi
Mak menangkal si sawan tangis
 
Nak gugu gugulah nangke
Jangan ditimpa si ranting Pauh
Nak tido tidolah mate
Jangan dikenang orang yang jauh
 
Dondanglah si dondang bawe betandang
Sayurlah Bayam berkicap manis
Rindu siang bawa bertandang
Rindu malam bawa menangis
 
Enciklah Alam mengail kekek
Dapat seekor ikan nilame
Berkirim salam kepada Encek
Bulanlah terbang suruh ke sane
 
Kataklah katak tuai menangis
Marilah berteduh kajang sebidang
Kaulah anak jangan menangis
Kalau menangis Mak suapkan pisang
 
Azan dahulu barulah qamat
Angkat takbir tanda sembahyang
Rukuk sujud beserta tahayat
Tegaklah amal rumah bertiang.

Bacaan Lainnya

Selain menggunakan pantun, nandung juga menggunakan syair. Bait-bait syair yang terdiri dari empat baris dilantunkan dengan irama nandung, seperti contoh di bawah ini:

Nandung bermula dengan Bismillah
Diiringi pujian al-Hamdulillah
Nandung Melayu kamil digubah
Berkat Kalimat La Illaha Illah
 
Salawat dan salam nyata didaulat
Kepada Rasul Nabi Muhammad
Penghulu Nabi jujunjungan ummat
Semoga nandung memberi manfaat
 
Allah dipuji Rasul disanjung
Suruh tegahnya hendaklah junjung
Mudahan hidup beroleh untung
Selamatkan keluarga orang selingkuh

Ayuhai ananda timangan bunda
Buahlah hati mahkota jiwa
Penglipur lara penyejuk mata
Obat penawar hati nanduka
 
Sejak kau lahir di dunia ini
Amanah Allah titipan Illahi
Ayah dan bunda membulat janji
Mendidik dikau sepenuh hati
 
Nandung bunda bijak bestari
Berisi nasehat pegangan diri
Pabila engkau dewasa nanti
Jadilah pribadi muslim sejati
 
La Ilaha Illah Muhammad Rasulullah
Rukun Islam berawal syahadah
Aqad aqidah dasar ibadah
Pegang olehmu Islam yang kaffah
 
Alif bermula huruf bernama
Ismu Dzat Allah Ta’ala
Pencipta dunia serta isinya
Al-khaliq Pemelihara alam semesta
 
Tauhidkan Allah esakan Dzat-Nya
Esakan pula Sifat Af’al-Nya
Sifat Duapuluh genapkan bilangannya
Sebutkan dengan Asma-ul Husna
 
Anakku sayang timang berjulang
Ibadah pertama tegakkan sembahyang
Tiung agama Islam bersagang
Jika tak kokoh syariatkan tumbang
 
Pegang olehmu wasiat bunda
Tanam di hati tumbuhkan di jiwa
Jangan sekali lena dan leka
Jika cuai buruk padahnya
 
Kelak sampai akalmu tiba
Dapat berfikir dapat membeda
Halal dan haram tegas kentara
Sebagai mukallaf hokum dijaga
 
Wajib dan sunnah engkau pelihara
Jika dilakukan dapat pahala 
Haram dan makruh jangan dibela
Hindari segala perbuatan dosa
 
Anakku sayang belahan nyawa
Tidurlah bintang pejamkan mata
Bunda nandungkan kata mutiara
Jadilah pelita penerang jiwa
 
Kepada ayah engkau mengabdi
Kepada bunda engkau berbakti
Kepada saudara engkau sayangi
Kepada keluarga engkau lindungi
 
Aduhai ingat anakku selalu
Menuntut ilmu janganlah lemu
Keja yang salah jangan dilaku
Nanti engkau jatuh ke semu
 
Menuntut ilmu janganlah segan
Ilmu didapat dewan amalkan
Hal yang subahat engkau tinggalkan
Hal yang ragu engkau jelaskan
 
Kepada guru engkau menuntut
Kepada pemimpin engkau mengikut
Kepada ulama engkau menurut
Kepada raja engkau menyambut
 
Kepada kebaikan engkau setuju
Kepada kejahatan engkau seteru
Kepada keburukan jangan ditiru
Kepada dunia jangan diburu
 
Biasakan shalat sejak belia
Hingga biasa sampai dewasa
Melatih diri dalam berpuasa
Untuk menyehatkan jiwa dan raga
 
Bila kecil sudah terlatih
Amal ibadah berniat bersih
Berbuat baik tak pernah jerih
Meninggalkan perintah terasa sedih
 
Biasakan berfikir dengan jernih
Agar anak tak salah pilih
Jika salah jangan berdalih
Akui dengan hati yang bersih
 
Kalau berkata jangan meninggi
Memuji diri jangan sekali
Menegur orang bijak berperi
Kepada sesame saling menasehati
 
Kalaulah tahu aibnya orang
Jangan disebut sembarang bilang
Aib dirimu mestilah kenang
Bila terbuka pastilah bimbang
 
Berakhlak kepada diri sendiri
Berucap laku berhati hati
Jagalah lidah sepanjang hari
Baikkan perangai budi pekerti.

Rujukan:
1. Ahmad Darmawi. 2006. Sastra Lisan Nandung Indragiri Hulu. Pekanbaru: Disbudsenipar Provinsi Riau
2. Derichard H. Putra. 2013. Nandung untuk Anakku. Tesis. Program Studi Antropologi UGM.
 
 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *