Anaklah ndu raje Seleman
Terbang ke tingap melambai angina
Kalaulah rindu pandang ke halaman
Di situ tempat kakak kau bermain
Petiklah poa Delima batu
Anak Sembilang di tapak tangan
Abang kau jauh di negeri yang satu
Hilang di mate di hati jangan
Burunglah gagak burung kedidi
Hinggap diranting si limau manis
Mak menghembus si sawan pogi
Mak menangkal si sawan tangis
Nak gugu gugulah nangke
Jangan ditimpa si ranting Pauh
Nak tido tidolah mate
Jangan dikenang orang yang jauh
Dondanglah si dondang bawe betandang
Sayurlah Bayam berkicap manis
Rindu siang bawa bertandang
Rindu malam bawa menangis
Enciklah Alam mengail kekek
Dapat seekor ikan nilame
Berkirim salam kepada Encek
Bulanlah terbang suruh ke sane
Kataklah katak tuai menangis
Marilah berteduh kajang sebidang
Kaulah anak jangan menangis
Kalau menangis Mak suapkan pisang
Azan dahulu barulah qamat
Angkat takbir tanda sembahyang
Rukuk sujud beserta tahayat
Tegaklah amal rumah bertiang.
Selain menggunakan pantun, nandung juga menggunakan syair. Bait-bait syair yang terdiri dari empat baris dilantunkan dengan irama nandung, seperti contoh di bawah ini:
Nandung bermula dengan Bismillah
Diiringi pujian al-Hamdulillah
Nandung Melayu kamil digubah
Berkat Kalimat La Illaha Illah
Salawat dan salam nyata didaulat
Kepada Rasul Nabi Muhammad
Penghulu Nabi jujunjungan ummat
Semoga nandung memberi manfaat
Allah dipuji Rasul disanjung
Suruh tegahnya hendaklah junjung
Mudahan hidup beroleh untung
Selamatkan keluarga orang selingkuh
Ayuhai ananda timangan bunda
Buahlah hati mahkota jiwa
Penglipur lara penyejuk mata
Obat penawar hati nanduka
Sejak kau lahir di dunia ini
Amanah Allah titipan Illahi
Ayah dan bunda membulat janji
Mendidik dikau sepenuh hati
Nandung bunda bijak bestari
Berisi nasehat pegangan diri
Pabila engkau dewasa nanti
Jadilah pribadi muslim sejati
La Ilaha Illah Muhammad Rasulullah
Rukun Islam berawal syahadah
Aqad aqidah dasar ibadah
Pegang olehmu Islam yang kaffah
Alif bermula huruf bernama
Ismu Dzat Allah Ta’ala
Pencipta dunia serta isinya
Al-khaliq Pemelihara alam semesta
Tauhidkan Allah esakan Dzat-Nya
Esakan pula Sifat Af’al-Nya
Sifat Duapuluh genapkan bilangannya
Sebutkan dengan Asma-ul Husna
Anakku sayang timang berjulang
Ibadah pertama tegakkan sembahyang
Tiung agama Islam bersagang
Jika tak kokoh syariatkan tumbang
Pegang olehmu wasiat bunda
Tanam di hati tumbuhkan di jiwa
Jangan sekali lena dan leka
Jika cuai buruk padahnya
Kelak sampai akalmu tiba
Dapat berfikir dapat membeda
Halal dan haram tegas kentara
Sebagai mukallaf hokum dijaga
Wajib dan sunnah engkau pelihara
Jika dilakukan dapat pahala
Haram dan makruh jangan dibela
Hindari segala perbuatan dosa
Anakku sayang belahan nyawa
Tidurlah bintang pejamkan mata
Bunda nandungkan kata mutiara
Jadilah pelita penerang jiwa
Kepada ayah engkau mengabdi
Kepada bunda engkau berbakti
Kepada saudara engkau sayangi
Kepada keluarga engkau lindungi
Aduhai ingat anakku selalu
Menuntut ilmu janganlah lemu
Keja yang salah jangan dilaku
Nanti engkau jatuh ke semu
Menuntut ilmu janganlah segan
Ilmu didapat dewan amalkan
Hal yang subahat engkau tinggalkan
Hal yang ragu engkau jelaskan
Kepada guru engkau menuntut
Kepada pemimpin engkau mengikut
Kepada ulama engkau menurut
Kepada raja engkau menyambut
Kepada kebaikan engkau setuju
Kepada kejahatan engkau seteru
Kepada keburukan jangan ditiru
Kepada dunia jangan diburu
Biasakan shalat sejak belia
Hingga biasa sampai dewasa
Melatih diri dalam berpuasa
Untuk menyehatkan jiwa dan raga
Bila kecil sudah terlatih
Amal ibadah berniat bersih
Berbuat baik tak pernah jerih
Meninggalkan perintah terasa sedih
Biasakan berfikir dengan jernih
Agar anak tak salah pilih
Jika salah jangan berdalih
Akui dengan hati yang bersih
Kalau berkata jangan meninggi
Memuji diri jangan sekali
Menegur orang bijak berperi
Kepada sesame saling menasehati
Kalaulah tahu aibnya orang
Jangan disebut sembarang bilang
Aib dirimu mestilah kenang
Bila terbuka pastilah bimbang
Berakhlak kepada diri sendiri
Berucap laku berhati hati
Jagalah lidah sepanjang hari
Baikkan perangai budi pekerti.
Rujukan:
1. Ahmad Darmawi. 2006. Sastra Lisan Nandung Indragiri Hulu. Pekanbaru: Disbudsenipar Provinsi Riau
2. Derichard H. Putra. 2013. Nandung untuk Anakku. Tesis. Program Studi Antropologi UGM.