Peralatan Kerja Tradisional Melayu Riau

Galangan kapal di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau. (foto: guruku.kosabudaya.id)

g) Lesung
Alat yang diciptakan untuk penumbuk padi dan bahan makanan. Terdapat dua jenis lesung penumbuk padi, yaitu lesung kaki dan lesung tangan. Selain itu, terdapat juga lesung kecil yang dibuat dari batu untuk menumbuk rempah dan bahan makanan lain.

Lesung tangan lebih banyak digunakan dibanding dengan lesung kaki, terutama menumbuk padi. Hal ini karena lesung tangan penggunaannya lebih mudah dan dapat dipindah-pindahkan sesuai keperluan. Menumbuk padi kebanyakan dilakukan perempuan secara berkelompok.

Bacaan Lainnya

h). Tuai
Tuai adalah alat yang dipakai petani untuk memotong tangkai padi. Tuai padi juga dikenal sebagai anai-anai atau ketaman di Pantai Timur. Pada umumnya tuai berbentuk seperti bulan sabit yang dipasang gagang untuk pegangan pada bagian tengah. Alat ini terbuat dari kayu dan diberi mata pisau. Adapula tuai yang terbuat dari kombinasi bahan besi, papan, bambu dan bilah (belahan bambu). Gagang tuai berukuran panjang 6 sentimeter, sedangkan bagian badannya kira-kira sepanjang 14 sentimeter, dan panjang mata tuai sekitar 5 sentimeter.Menurut kepercayaan, penggunaan tuai dan bukan sabit untuk memotong tangkai padi akan menjaga semangat padi agar tidak lari, sehingga menjamin panen berikutnya akan baik.

2. Peralatan Beternak
Beternak merupakan pekerjaan sampingan yang dilakukan setelah melakukan pekerjaan pokok. Selain sebagai kerja sampingan, beternak bagi orang Melayu juga sebagai hiburan dan juga hobi.  Dalam beternak, ada istilah paidi atau seseorang yang dianggap subur dan berhasil bila beternak. Berikut beberapa peralatan yang dibuat untuk beternak.

a) Kandang
Sebagian kandang dibuat berpagar, beratap, yang dipakai untuk mengurung hewan peliharaan. Biasanya dibuat dari kayu atau bambu.

b) Sangkak
Tempat yang dibuat untuk ayam bertelur, terbuat dari kotak atau bambu yang dipecahkan bagian ujungnya kemudian dijalin. Sangkak diletakkan dengan disandarkan di dinding rumah.

3. Peralatan Menangkap Ikan
Menangkap ikan adalah pekerjaan pokok bagi sebagian orang, tetapi bagi sebagian lainnya hanya sebagai pekerjaan sampingan atau hobi. Peralatan mencari ikan sangat banyak dan beragam. Setiap daerah memiliki cara dan peralatan khas untuk menangkap ikan. Berikut beberapa peralatan yang dibuat untuk menangkap ikan di sungai dan di laut.

a) Bubu
Bentuk bubu serupa dengan lukah, bedanya bubu berukuran lebih besar dibanding lukah. Bahan baku pembuatan bubu adalah bilah buluh atau bambu, rotan, akar atau benang rami batang. Rotan atau benang rami berfungsi untuk menjalin bilah bambu. Setelah bilah bambu dijalin, dipasangkan pada rangka yang terbuat dari rotan.

b) Jala
Jala dibuat dari rajutan nilon. Rajutan tersebut makin ke atas makin kecil dan makin membesar di bagian bawah. Di bagian bawah biasanya diikatkan timah berbentuk cincin berangkai atau berantai sebagai pemberat. Pada umumnya jala dibuat sendiri oleh nelayan. Jala digunakan dengan cara ditebarkan di perairan. Jika ikan sudah terperangkap, jala kemudian ditarik.

Menjala dapat dilakukan di laut, sungai, atau danau. Untuk mendapatkan hasil yang banyak, nelayan biasanya menggunakan sampan, sehingga dapat bergerak leluasa mencari tempat yang banyak terdapat ikan.

4. Peralatan Beniro dan Memanfaatkan Hasil Pekarangan
Memanfaatkan hasil pekarangan atau beniro adalah pekerjaan sampingan dalam kehidupan orang Melayu Riau. Pekerjaan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang atau dilakukan dengan tujuan tertentu. Misalnya, beniro atau mengumpulkan air nira dilakukan untuk membuat gula merah menjelang hari-hari besar atau bulan puasa. Gula yang dibuat digunakan untuk membuat makanan khas saat puasa dan hari raya. Berikut beberapa peralatan yang dibuat untuk dalam memanfaatkan hasil pekarangan.

a) Gobek
Gobek merupakan alat untuk melumatkan atau menumbuk ramuan obat-obatan, seperti ramuan sirih, pinang, kapur, dan gambir. Alat ini berbentuk tabung dan terbuat dari kuningan, buluh, kayu, besi, tembaga, perak atau emas. Gobek biasanya digunakan oleh orang tua yang sudah kekurangan atau tidak bergigi.

Panjang gobek lebih kurang 5,5 cm dan bergaris pusat 2,5 cm. Anak gobek mempunyai mata seperti mata pahat. Batangnya berbentuk bulat dan terbuat dari besi. Perlengkapan lain berupa sebuah batang bulat yang hampir sama panjang dengan anak gobek, yang digunakan untuk mengeluarkan ramuan sirih yang telah lumat ditumbuk, dengan cara menghentakkannya dari tapak gobek. Tapak gobek biasanya terbuat dari kayu keras seukuran lubang gobek.

b) Kacip
Kacip merupakan peralatan yang digunakan untuk membelah dan mengiris-iris buah pinang agar berbentuk serpihan-serpihan tipis sehingga mudah dimakan. Mata kacipbagian atas tajam seperti pisau dan bagian di bawah tebal sebagai landasan. Kepala kacip beragam bentuk seperti burung, ular, naga, rusa, dan kuda. Bagian badan berbentuk pipih seperti mata pisau, lebih kurang 2,5 cm atau 5 cm lebar. Tangkainya bulat agar mudah dipegang. Secara keseluruhan kacip terdiri dari kepala, badan, dan hulu. Dengan demikian, kacip digunakan seperti gunting untuk membelah atau mengiris. Bahan kacip terbuat dari besi, tembaga, perak atau emas. Badan asal dibentuk dengan besi dan dibalut perak atau emas untuk memberi kesan keistimewahan.   

5. Peralatan Mengambil Hasil Hutan
Pekerjaan mengambil hasil hutan juga termasuk ke dalam pekerjaan sampingan. Biasanya dilakukan di waktu senggang. Pekerjaan ini biasanya sejalan dengan bekerja di ladang. Berikut beberapa peralatan yang dibuat untuk mengambil hasil hutan.

a) Badik
Badik berbentuk serupa pisau pendek dengan mata melengkung seperti mata pedang. Badik terbuat dari besi pilihan. Hulu dibuat berukir dan sarung dihias dengan indah. Biasanya badik selalu dibawa-bawa oleh orang-orang tua. Senjata ini memiliki banyak kegunaan, misalnya untuk menyembelih hewan unggas, untuk senjata bela diri, dan untuk memotong semak-semak kecil ketika berjalan dihutan, dan untuk mengambil rotan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *