Bagai abu di atas tunggul, hilang tertiup angin, larut tertimpa hujan

Tepak Sirih. (foto: guruku.kosabudaya.id)

Bagai abu di atas tunggul, hilang tertiup angin, larut tertimpa hujan

Bermakna orang yang tidak teguh pendirian, orang mudah meninggalkan tanggung jawab, orang yang suka dan mudah baginya untuk meninggalkan pekerjaan, keluarga, tanggung jawab dan lain-lain. Peribahasa ini juga bermakna sebagai rezeki atau penghasilan yang tidak membawa keberuntungan, atau keuntungan atau keberuntungan yang tidak sempat dinikmati.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *