Kendaraan Transportasi Air Melayu Riau

Sungai Siak. (foto: guruku.kosabudaya.id)

A. Transportasi Air 
Kendaraan transportasi air adalah kendaraan yang digunakan pada kawasan perairan yaitu laut, sungai, danau, dan tasik. Kendaraan ini berperan penting dalam mendukung berbagai kegiatan masyarakat, misalnya sarana transportasi antarpulau, kegiatan ekonomi seperti mencari ikan, mobilisasi barang dan jasa, pariwisata, dan pelaksanaan berbagai tradisi.

Keperluan kendaraan transportasi air merupakan kebutuhan turunan dari berbagai aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya. Aktivitas ini muncul sebagai jawaban atas orientasi kehidupan orang Melayu yang berfokus pada kawasan perairan. Kawasan perairan dianggap  sebagai pusat peradaban, sehingga sering disebut dengan timang-timangan negeri. 

Bacaan Lainnya

B.  Penggerak Transportasi Air
Secara umum, kendaraan transporasi air tradisional ditenagai oleh angin dan manusia. Tenaga angin memanfaatkan layar yang dipasang pada kendaraan, sedangkan tenaga manusia menggunakan pengayuh atau galah yang menjadi alat pendukung dari suatu kendaraan transportasi air. Saat ini, kendaraan transpotasi menggunakan mesin yang mampu bergerak lebih jauh dan kuat.

1. Layar
Layar yang dikenal di alam Melayu disebut layar tikar kercut. Layar ini mampu menggerakan perahu kecil yang digunakan untuk mencari ikan dilautan. Pada kendaraan transportasi air yang lebih besar seperti lancang kuning, menggunakan tiga layar disebut layar besar atau layar agung, layar topang, dan layar jib atau layar cucur.

Layar agung bertumpu pada tiang besar yang dikenal sebagai tiang agung. Layar topang bertumpu pada tiang yang lebih kecil disebut tiang topang. Layar cucur tidak memiliki tiang. Layar ini bentuknya segi tiga yang diikatkan pada tiang layar agung yang berada di haluan.

Pengayuh sejenis alat untuk menggerakkan perahu yang terbuat dari kayu. Panjang sebuah pengayuh berkisar antara 1-1,2 meter yang terdiri dari tangkai dan daun pengayuh. Lebar daun pangayuh berkisar antara 15-20 cm yang berbentuk bulat lonjong dan tipis.

2. Pengayuh dan galah
Pengayuh dan galah digunakan untuk mengayuh atau mengemudikan kendaraan yang lebih kecil seperti biduk, perahu, sampan, dan rakit. Kendaraan ini  memerlukan satu hingga tiga buah pendayung atau galah.

Pengayuh dibuat dari papan atau kayu. Ujung pengayuh dibuat lebar, dan bagian pegangan dibuat kecil seukuran genggaman manusia. Galah biasanya dibuat dari bambu atau kayu muda seukurang lengan dengan panjang dua hingga empat meter. 

C. Jenis-jenis Transportasi Air
Kendaraan transportasi air di Riau terdiri atas berbagai jenis dengan nama dan fungsi yang berbeda. Transportasi air tersebut adalah lancang kuning, kotak, nadir, penjajab, pencalang, biduk, perahu, sampan, kapal, jung atau jung, dan pompong. 

1. Lancang Kuning
Penamaan lancang kuning mengikuti pemaknaan lancang yang berarti melaju dan kuning yang berati simbol daulat dan harkat martabat. Kapal Lancang Kuning digunakan petinggi kerajaan, sedangkan lancang digunakan rakyat biasa. Kapal Lancang Kuning menjadi lambang Provinsi Riau.

Kapal lancang kuning dibuat dengan menimbal papan dan membentuk perut perahu berasaskan lunas dan dua linggi yang didirikan di buritan dan di haluan. Penyatu bilah-bilah papan kayu digunakan pasak dan dilapik dengan kulit gelam. Kong atau gading-gading yang berbentuk ‘V dan ‘U’ hanya digunakan sebagai pembuka perut kapal setelah papan siap ditimbal dan bukan sebagai rangka. Kapal kemudian digerakkan oleh layar yang disebut layar agung dan layar topang. Sebagian kapal lancang kuning juga digerakan oleh tenaga manusia. 

2. Perahu
Perahu berukuran lebih besar dari biduk. Perahu terdiri atas beragam jenis, ukuran, dan bentuk. Perahu dibuat dari batang kayu utuh atau papan, dan digunakan untuk mencari ikan, mengakut barang, dan penumpang. Perahu yang digunakan di laut menggunakan tenaga angin. Perahu jenis ini memakai tiga jenis layar yaitu layar besar atau layar agung, layar topang, dan layar jib atau layar cucur. 

a) Jalur 
Jalaur adalah perahu panjang yang digunakan dalam tradisi pacu jalur di Rantau Kuantan. Jalur dibuat dari sebatang pohon utuh yang memuat 40-60 pendayung.

b) Perahu Baganduang
Perahu Baganduang adalah perahu kebesaran yang digunakan di dalam tradisi manjopuik limau di Kenegerian Lubukjambi, Kuantan. Perahu dibuat dari jalur mini yang diganduang (dirangkai) dengan dua jalur lain. Perahu baganduang dilengkapi gulang-gulang (tunggul adat), simbol-simbol, serta dihiasi janur dan kain panjang. Perahu baganduong merupakan lambang dari kemegahan, perjuangan, batobo, jalinan kasih, dan bentuk sanjungan seorang bujang kepada seorang gadis.

Perahu baganduang dibangun dari tiga bagian induk dan beberapa bagian pendukung. Bagian induk terdiri dari beranda, tonggak, dan lantai berpagar janur. Beranda merupakan simbol balai adat. Di dalamnya terdapat bangku panjang dan gapura yang terbuat dari janur. Beranda berfungsi sebagai ruang berdiam si bujang saat manjopuik limau. Tonggak adalah layar perahu baganduang sekaligus penyatu ketiga perahu, berfungsi sebagai rumah dari penempatan simbol-simbol. Sedangkan lantai berpagar janur merupakan simbol dari laman silat, berbentuk persegi empat yang pada setiap sudutnya ditegakkan gulang-gulang dan kain panjang.

3. Biduk
Biduk berukuran panjang sekitar 4,2 m panjang, lebar 0,75 m, dan tinggi 0,38 m. Biduk dapat membawa maksimal tiga penumpang dewasa. Sebutan lain untuk biduk adalah sampan dan sampan Riau. Biduk biasanya digunakan untuk mencari ikan atau mengangkut barang dengan muatan yang sedikit.

Biduk digerakan dengan pengayuh. Pengayuh dibuat dari sebilah papan atau kayu. Pada satu ujung pengayuh dibuat seperti daun yang berfungsi memberi dorongan pada air saat pengayuh digunakan. Ujung satu nya berbentuk bulat sebagai pegangan. 

4. Sampan
Sampan adalah transportasi sungai yang terbuat dari kayu dijalankan dengan menggunakan dayung atau galah. Bila airnya tenang atau sampan menuju ke hilir sungai maka didayung dengan pengayuh, apabila sampan menuju hulu sungai dan airnya deras maka sampan dijalankan dengan menggunakan galah. Sampan dapat memuat penumpang dua hingga 30 orang.

Sampan baluh terbuat dari satu potong batang kayu besar, kemudian sampan dibentuk dengan membuang bagian-bagian kayu. Sampan payang digunakan dengan perahu payang, dipakai awak perahu untuk membetulkan letak payang atau pukat. Sampan Riau dinamakan untuk sampan kecil yang digunakan untuk membawa ikan ke pasar.

5. Kapal
Kapal berukuran besar dan berdaya muat besar, digerakkan dengan layar atau mesin uap. Kapal umumnya memiliki geladak dan dibuat dari bahan kayu atau besi. 

Di alam Melayu, dikenal beberapa jenis kapal sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Kapal-kapal tersebut di antaranya kapal balok, kapal belangkas, kapal layar,  kapal pemair atau kapal pemayar, dan kapal kato.

6. Jung
Kapal jung umumnya berukuran panjang antara 15 meter hingga 27 meter. Namun, jung yang berukuran besar berukuran panjang 34 meter dan lebar 9 meter. 

Jung mempunyai lunas yang lurus dengan linggi haluan sedikit condong ke luar. Jika dilihat dari depan, permukaan haluannya mencuat tajam. Bagian buritan agak mendatar dipotong bersudutan tepat dengan lunas. Atap atau kup yang dibuat dari kajang mengkuang atau pondok kecil dari papan didirikan di bagian buritan jung. Tekong yang menjadi nakhoda atau jurumudi selalu berteduh di bawah atap ini sewaktu mengemudi.

Jung mempunyai geladak dengan pintu kecil berada di lantai untuk naik-turun awak kapal ke geladak. Jung juga mempunyai hiasan atau dandan, yang moncong keluar dari bagian buritan, berbentuk segi empat bujur. Walaupun menggunakan tiga layar, jung tidak dapat bergerak laju dan agak berat dikendalikan. Tiang layar besar didirikan tegak di bagian tengah. Tiang layar di haluan berukuran lebih kecil yang didirikan lebih condong ke depan. Jung besar mempunyai layar ketiga yang lebih kecil dikenal dengan layar penyorong. 

7. Pompong
Kapal pompong sering ditemukan di sungai-sungai besar di Riau. Kapal ini dijadikan sebagai pengangkut penumpang, barang, mencari ikan, ataupun mengangkut pasir dan batu. Pompong bisa digunakan di laut, danau, ataupun sungai. 

8. Jukung 
Jukung merupakan transprotasi sungai berbentuk perahu tetapi berukuran lebih besar. Panjang jukung berkisar antara 6-7 meter. Pada bagian tengah atau badan berukuran lebar antara 100 – 150 cm. Di atas jukung terpasang lantai papan yang dipasang pada panggar. Panggar terdiri dari potongan kayu-kayu bulat yang dipasang melintang di sepanjang fisik jukung.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *